SENSASI
Sensasi
adalah tahap pertama stimuli mengenai indra kita. Sensasi berasal dari kata
“sense” yang artinya alat pengindraan, yang menghubungkan organisme dengan
lingkungannya. Menurut Dennis Coon, “Sensasi adalah pengalaman elementer yang
segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal. Simbolis, atau konseptual, dan
terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indera.”
Definisi
sensasi, fungsi alat indera dalam menerima informasi dari lingkungan sangat
penting. Kita mengenal lima alat indera atau pancaindera. Kita mengelompokannya
pada tiga macam indera penerima, sesuai dengan sumber informasi. Sumber
informasi boleh berasal dari dunia luar (eksternal) atau dari dalam diri
(internal). Informasi dari luar diindera oleh eksteroseptor (misalnya,
telinga atau mata). Informasi dari dalam diindera oleh ineroseptor
(misalnya, system peredaran darah). Gerakan tubuh kita sendiri diindera oleg propriseptor
(misalnya, organ vestibular).
Persepsi
adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang
diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah
memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Sensasi adalah bagian
dari persepsi. Persepsi, seperti juga sensasi ditentukan oleh faktor personal
dan faktor situasional. Faktor lainnya yang memengaruhi persepsi, yakni
perhatian.
Perhatian
(Attention)
Perhatian
adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam
kesdaran pada saat stimuli lainnya melemah (Kenneth E. Andersen)
Faktor
Eksternal Penarik Perhatian
Hal
ini ditentukan oleh faktor-faktor situasional personal. Faktor situasional
terkadang disebut sebagai determinan perharian yang bersifat eksternal atau
penarik perhatian (attention getter) dan sifat-sifat yang menonjol,
seperti :
- Gerakan (Movement) secara visual tertarik pada objek-objek yang bergerak.
- Intensitas Stimuli (Stimulus Intensity), kita akan memerharikan stimuli yang menonjol dari stimuli yang lain
- Kebaruan (Novelty), hal-hal yang baru dan luar biasa, yang beda, akan menarik perhatian.
- Perulangan (Repeatation), hal-hal yang disajikan berkali-kali bila deisertai sedikit variasi akan menarik perhatian.
Faktor
Internal Penarik Perhatian
Apa
yang menjadi perhatian kita lolos dari perhatian orang lain, atau sebaliknya.
Ada kecenderungan kita melihat apa yang ingin kita lihat, dan mendengar apa
yang ingin kita dengar. Perbedaan ini timbul dari faktor-faktor yang ada dalam
diri kita. Contoh-contoh faktor yang memengaruhi perhatian kita adalah :
- Faktor-faktor Biologis
- Faktor-faktor Sosiopsikologis.
- Motif Sosiogenis, sikap, kebiasaan , dan kemauan, memengaruhi apa yang kita perhatikan.
Kenneth
E. Andersen, menyimpulkan dalil-dalil tentang perhatian selektif yang harus
diperhatikan oleh ahli-ahli komunikasi.
1.
Perhatian
itu merupakan proses aktif dan dinamis, bukan pasif dan refleksif.
2.
Kita
cenderung memerhatikan hal-hal tertentu yang penting, menonjol, atau melibatkan
kita.
3.
Kita
menaruh perhatian kepada hal-hal tertentu sesuai dengan kepercayaan, sikat,
nilai, kebiasaan, dan kepentingan kita.
4.
Kebiasaan
sangat penting dalam menentukan apa yang menarik perhatian, tetapi juga apa
yang secara potensial akan menarik perhatian kita.
5.
Dalam
situasi tertentu kita secara sengaja menstrukturkan perilaku kita untuk
menghindari terpaan stimuli tertentu yang ingin kita abaikan
6.
Walaupun
perhatian kepada stimuli berarti stimuli tersebut lebih kuat dan lebih hidup
dalam kesadaran kita, tidaklah berarti bahwa persepi kita akan betul-betul
cermat.
7.
Perhatian
tergantung kepada kesiapan mental kita,
8.
Tenaga-tenaga
motivasional sangat penting dalam menentukan perhatian dan persepsi.
9.
Intesitas
perhartian tidak konstan
10. Dalam hal stimuli yang menerima
perhatian, perhatian juga tidak konstan.
11. Usaha untuk mencurahkan perhatian
sering tidak menguntungkan karena usaha itu sering menuntut perhatian
12. Kita mampu menaruh perhatian pada
berbagai stimuli secara serentak.
13. Perubahan atau variasi sangat
penting dalam menarik dan memertahankan perhatian
Faktor-faktor
Fungsional yang Menentukan Persepsi
Faktor
fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal lain yang
termasuk apa yang ingin kita sebut sebagai faktor-faktor personal. Yang
menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang
yang memeberikan respons pada stimuli itu.
Kerangka
Rujukan (Frame of Reference)
Sebagai
kerangka rujukan. Mula-mula konsep ini berasal dari penelitian psikofisik yang
berkaitan dengan persepsi objek. Dalam eksperimen psikofisik, Wever dan Zener
menunjukan bahwa penilaian terhadap objek dalam hal beratnya bergantung pada
rangkaian objek yang dinilainya. Dalam kegiatan komunikasi kerangka rujukan
memengaruhi bagaimana memberi makna pada pesan yang diterimanya.
Faktor-faktor
Struktural yang Menentukan Persepsi
Faktor-faktor
struktural berasal semata-mara dari sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf
yang ditimbulkanny pada system saraf individu. Para psikolog Gestalt, seperti
Kohler, Wartheimer, dan Koffka, merumuskan prinsip-prinsip persepsi yang
bersifat structural. Prinsip-prinsip ini kemundian terkenal dengan nama teori
Gestalt. Menurut teori Gestalt, mempersepsi sesuatu, kita mempersepsikannya
sebagai suatu keseluruhan. Dengan kata lain, kita tidak melihat bagian-bagiannya.
Jika kia ingin memahami suatu peristiwa, kita tidak dapat meneliti fakta-fakta
yang terpisah; kita harus memandangnya dalam hubungan keseluruhan
Krech
dan Crutchfield merumuskan dalil persepsi, menjadi empat bagian :
1.
Dalil
persepsi 1: Persepsi bersifat selektif secara fungsional. Berarti objek-objek
yang mendapatkan tekanan dalam persepsi kita biasanya objek-objek yang memenuhi
tujuan individu yang melakukan persepsi
2.
Dalil
persepsi 2 : Medan perceptual dan kognitif selalu diorganisasikan dan diberi
arti. Kita mengorganisasikan stimuli dengan melihat konteksnya. Walaupun
stimuli yang kita terima itu tidak lengkap, kita akan mengisinya dengan
interprestasi yang konsisten dengan rangkaian stimuli yang kita persepsi.
3.
Dalil
persepsi 3 : Sifat-sifat perseptual dan kognitif dari substruktur ditentukan
pada umumnya oleh sifat-sifat struktur secara keseluruhan. Jika individu
dianggap sebagai anggota kelompok, semua sifat individu yang berkaitan dengan
sifat kelompok akan diperngaruhi oleh keanggotaan kelompolmua dengan efek
berupa asimilasi atau kontras.
4.
Dalil
persepsi 4 : Objek atau peristiwa yang berdekatan dalam ruang dan waktu atau
menyerupai satu sama lain, cenderung ditanggapi sebagai bagian dari struktur
yang sama. Dalil ini umumnya betul-betul bersifat structural dalam
mengelompokkan objek-objek fisik, seperti titik, garis, atau balok.
Pada
persepsi sosial, pengelompokan tidak murni structural; sebab apa yang dianggap
sama atau berdekatan oleh seorang individu, tidaklah dianggap sama atau
berdekatan dengan individu yang lainnya. Dalam komunikasi, dalil kesamaan dan
kedekatan ini sering dipakai oleh komunikator untuk meningkatkan
kredibilitasnya, atau mengakrabkan diri dengan orang-orang yang punya prestise
tinggi. Jadi, kedekatan dalam ruang dan waktu menyebabkan stimuli ditangapi
sebagai bagian dari struktur yang sama. Kecenderungan untuk mengelompokan
stimuli berdasarkan kesamaan dan kedekatan adalah hal yang universal.
Memori
Dalam
komunikasi Intrapersonal, memori memegang peranan penting dalam memengaruhi
baik persepsi maupun berpikir. Memori adalah system yang sangat berstruktur,
yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan
pengetahuannya untuk membimbing perilakunya (Schlessinger dan Groves). Memori
meleawai tiga proses:
1.
Perekaman
(encoding) adalah pencatatan informasi melalui reseptor inera dan sirkit
saraf internal.
2.
Penyimpanan
(strorage) adalah menentukan berapa lama informasi itu berada berserta
kita, dalam bentuk apa, dan di mana. Pe
3.
Pemanggilan
(retrieval), dalam bahasa sehari-hari, mengingat lagi, adalah
menggunakan informasi yang disimpan
Jenis-jenis
Memori
Pemanggilan
diketahui dengan empat cara :
1.
Pengingatan
(Recall), Proses aktif untuk menghasilkan kembali fakta dan informasi
secara verbatim (kata demi kata), tanpa petunjuk yang jelas.
2.
Pengenalan
(Recognition), Agak sukar untuk mengingat kembali sejumlah fakta;lebih
mudah mengenalnya.
3.
Belajar
lagi (Relearning), Menguasai kembali pelajaran yang sudah kita peroleh
termasuk pekerjaan memori.
4.
Redintergrasi
(Redintergration), Merekontruksi seluruh masa lalu dari satu petunjuk
memori kecil.
Mekanisme
Memori
Ada
tiga teori yang menjelaskan memori :
1.
Teori
Aus (Disuse Theory), memori hilang karena waktu. William James, juga Benton J.
Underwood membuktikan dengan eksperimen, bahwa “the more memorizing one does,
the poorer one’s ability to memorize” – makin sering mengingat, makin jelek
kemampuan mengingat.
2.
Teori
Interferensi (Interference Theory), Memori merupakan meja lilin atau kanvas.
Pengalaman adalah lukisan pada menja lilin atau kanvas itu. Ada 5 hal yang
menjadi hambatan terhapusnya rekaman : Interferensi, inhibisi retroaktif
(hambatan kebelakang), inhibisi proaktif (hambatan kedepan), hambatan
motivasional, dan amnesia.
3.
Teori
Pengolahan Informasi ( Information Processing Theory), menyatakan bahwa
informasi mula-mula disimpan pada sensory storage (gudang inderawi),
kemudian masuk short-term memory (STM, memory jangka pendek; lalu
dilupakan atau dikoding untuk dimasukan pada Long-Term Memory (LTM,
memori jangka panjang)
PERSEPSI DAN MOTIVASI
Persepsi adalah sebuah proses saat individu mengatur dan
menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka.[1] Perilaku individu seringkali didasarkan pada persepsi mereka
tentang kenyataan, bukan pada kenyataan itu sendiri
·
Faktor-faktor yang memengaruhi persepsi
Faktor-faktor yang memengaruhi persepsi bisa
terletak dalam diri pembentuk persepsi, dalam diri objek atau target yang
diartikan, atau dalam konteks situasi di mana persepsi tersebut dibuat.[1] a.Asumsi Yang
Didasarkan Pada Pengalaman Masa Lalu dan Persepsi Persepsi yang dipengaruhi
oleh asumsi – asumsi yang didasarkan pada pengalaman masa lalu dikemukakan oleh
sekelompok peneliti yang berasal dari Universitas Princenton seperti Adelbert
Ames, Jr, Hadley Cantril, Edward Engels, William H. Ittelson dan Adelbert Amer,
Jr. Mereka mengemukakan konsep yang disebut dengan pandangan transaksional
(transactional view). Konsep ini pada dasarnya menjelaskan bahwa pengamat dan
dunia sekitar merupakan partisipan aktif dalam tindakan persepsi. Para pemikir
transaksional telah mengembangkan sejumlah bukti yang meyakinkan bahwa persepsi
didasarkan pada asumsi. Salah satu yang paling menonjol, yang ditemukan oleh
Adelbert Amer, Jr., disebut monocular distorted room. “Ruangan dibangun
sedemikian rupa sehingga dinding belakang berbentuk trapesium, dimana jarak
vertikal ke atas dan ke bawah pada sisi kiri dinding lebih panjang daripada
jarak vertikal ke atas dan ke bawah pada sisi kanan dinding. Dinding belakang
terletak pada suatu sudut, sehingga sisi kiri terlihat lebih jauh ke belakang
dari pada sisi kanan. Jika seorang pengamat berdiri di depan ruangan dan
mengamati melalui sebuah lubang kecil, maka ruangan akan terlihat seperti
sebuah ruangan yang benar – benar membentuk empat persegi panjang. Jika dua
orang berjalan melalui ruangan dan berdiri pada sudut belakang, maka sesuatu
yang menarik akan terjadi. Bagi si pengamat yang melihat melalui sebuah lubang,
salah satu orang yang berada di sisi kanan akan terlihat sangat besar karena
orang ini berada lebih dekat dengan si pengamat dan memenuhi keseluruhan
ruangan antara lantai dan langit – langit. Sedangkan orang yang berada di sisi
kiri akan terlihat sangat kecil karena berada jauh dari si pengamat. Ilusi ini
terjadi karena pikiran si pengamat mengasumsikan bahwa dinding belakang
parallel dengan dinding depan ruangan. Asumsi ini berdasarkan pengalaman
terdahulu yang menggunakan ruangan – ruangan lain yang mirip. Ilusi ini akan
semakin kuat apabila dua orang yang berada di sudut yang berbeda tersebut
saling bertukar tempat, maka salah satu akan terlihat lebih besar dan yang
satunya lagi terlihat lebih kecil tepat di depan mata si pengamat
”(www.Britannica.com).
·
Teori persepsi hubungan
Teori hubungan adalah usaha ketika
individu-individu mengamati perilaku
untuk menentukan apakah hal ini disebabkan secara internal atau eksternal.[2]
·
Jalan pintas dalam menilai
·
Persepsi selektif
persepsi selektif adalah menginterpretasikan
secara selektif apa yang dilihat seseorang berdasarkan minat, latar belakang, pengalaman,
dan sikap
seseorang.[1]
·
Efek halo
Efek halo
adalah membuat sebuah gambaran umum tentang seorang individu berdasarkan sebuah
karakteristik.[1]
Ketika membuat sebuah kesan umum tentang seorang individu berdasarkan sebuah
karakteristik, seperti kepandaian, keramahan, atau penampilan, efek halo sedang
bekerja.[3]
Kenyataan akan efek halo
diperkuat dalam sebuah penelitian, yaitu saat para pelaku diberi daftar sifat
seperti pandai, mahir, praktis, rajin, tekun, dan ramah, kemudian diminta untuk
mengevaluasi individu dengan sifat-sifat tersebut diberlakukan.[4]
Ketika sifat-sifat itu digunakan, individu tersebut dinilai bijaksana, humoris,
populer, dan imajinatif.[4]
Ketika daftar yang sama dimodifikasi diperoleh serangkaian persepsi yang sama
sekali berbeda.[4]
Pembedaan dengan sensasi
Istilah persepsi sering dikacaukan dengan sensasi.[1] Sensasi hanya
berupa kesan sesaat, saat stimulus baru diterima otak dan belum diorganisasikan
dengan stimulus lainnya dan ingatan-ingatan
yang berhubungan dengan stimulus tersebut.<persepsi/> Misalnya meja yang
terasa kasar, yang berarti sebuah sensasi dari rabaan terhadap meja. [1]
Sebaliknya persepsi memiliki contoh meja yang
tidak enak dipakai menulis, saat otak mendapat stimulus rabaan meja yang kasar,
penglihatan atas meja yang banyak coretan, dan kenangan di masa lalu saat
memakai meja yang mirip lalu tulisan menjadi jelek.[1]
·
Jenis-jenis persepsi
Proses pemahaman terhadap rangsang atau stimulus
yang diperoleh oleh indera menyebabkan persepsi
terbagi menjadi beberapa jenis[5]
1.
Persepsi visual
Persepsi visual didapatkan dari indera penglihatan.[5] Persepsi ini
adalah persepsi yang paling awal berkembang pada bayi, dan mempengaruhi bayi
dan balita
untuk memahami dunianya.[5]
Persepsi visual merupakan topik utama dari bahasan persepsi secara umum,
sekaligus persepsi yang biasanya paling sering dibicarakan dalam konteks
sehari-hari.[1]
2.
Persepsi auditori
3.
Persepsi perabaan
4.
Persepsi penciuman
5.
Persepsi pengecapan
MOTIVASI
Kata-Kata Motivasi:
"Kemampuan adalah apa yang anda boleh lakukan. Motivasi menentukan apa yang anda lakukan. Sikap pula menentukan bagaimana baik anda lakukannya." - Lou Holtz
"Kemampuan adalah apa yang anda boleh lakukan. Motivasi menentukan apa yang anda lakukan. Sikap pula menentukan bagaimana baik anda lakukannya." - Lou Holtz
Perkataan MOTIVASI sejak akhir kurun kedua puluh sudah menjadi sesuatu yang lumrah. Namun kini, masih ramai yang kurang faham tentang apa yang dimaksudkan dengan perkataan MOTIVASI.
Artikel ini menjelaskan pengertian, definisi dan takrifan motivasi dengan cara yang lebih mudah difahami.
1. Motivasi Sebagai Pengarah Tuju dan Penggerak Tindakan
Perkataan MOTIVASI adalah berasal daripada perkataan
Bahasa Inggeris - "MOTIVATION". Perkataan asalnya ialah
"MOTIVE" yang juga telah dipinjam oleh Bahasa Melayu / Bahasa
Malaysia kepada MOTIF, yakni bermaksud TUJUAN. Di dalam surat khabar, kerap
pemberita menulis ayat "motif pembunuhan". Perkataan motif di sini boleh
kita fahami sebagai sebab atau tujuan yang mendorong sesuatu pembunuhan itu
dilakukan.
Jadi, ringkasnya, oleh kerana perkataan motivasi adalah
bermaksud sebab, tujuan atau pendorong, maka tujuan seseorang itulah sebenarnya
yang menjadi penggerak utama baginya berusaha keras mencapai atau mendapat apa
juga yang diinginkannya sama ada secara negatif atau positif.
Oleh itu, kita boleh definisikan bahawa:
Oleh itu, kita boleh definisikan bahawa:
1. Motivasi adalah sesuatu yang menggerak dan mengarahtuju seseorang dalam tindakan-tindakannya sama ada secara negatif atau positif.
2. Motivasi Sebagai Pendorong
Tujuan atau motif adalah sama fungsinya dengan matlamat, wawasan, aspirasi, hasrat atau cita-cita. Jadi, wawasan, cita-cita, impian, keinginan atau keperluan seseorang itu malah bagi sesebuah negara merupakan pendorong utama yang menggerakkan usaha bersungguh-sungguh untuk mencapai apa yang dihajatkan.
Lebih penting sesuatu yang ingin dicapai, dimiliki, diselesaikan atau ditujui, lebih serius dan lebih kuatlah usaha seseorang, sesebuah keluarga, organisasi, masyarakat atau negara untuk mencapai apa juga matlamat yang telah ditetapkan. Jadi, dengan matlamat atau hasrat yang lebih penting atau besar, lebih kuatlah pula dorongan atau motivasi seseorang itu untuk berusaha bagi mencapai matlamatnya.
Oleh itu, bolehlah kita buat kesimpulan di sini bahawa:
2. Motivasi adalah suatu bentuk dorongan minda dan hati yang menjadi penggerak utama seseorang, sesebuah keluarga atau organisasi untuk mencapai apa juga yang diinginkan.
(Definisi kedua saya di atas ada kesamaan
sedikit dengan definisi pertama).
3. Motivasi Sebagai Darjah Kesungguhan
Tahap kepentingan sesuatu yang seseorang ingin capai,
memberi kesan terhadap tahap kesungguhannya berusaha. Sungguhpun masa untuk
mencapainya agak lama, tetapi jika apa yang dihasratkan itu amat penting, ia
akan terus tetap mempunyai keinginan atau kesungguhan untuk berusaha
sehinggalah matlamatnya tercapai.
Oleh itu, bolehlah juga kita buat kesimpulan
di sini bahawa:
3. Motivasi adalah darjah atau tahap kesungguhan dan tempoh keterusan seseorang, berusaha untuk mencapai tujuan atau matlamat.
4.
Motivasi Sebagai Stimulator Untuk menjelaskan maksud ini, saya ingin
ambil kisah berikut:
Seseorang lelaki dan wanita yang sedang saling amat cinta mencintai sehingga telah berjanji untuk hidup bersama, akan berusaha dengan penuh kesungguhan untuk menjadi suami isteri walaupun menghadapi pelbagai halangan untuk berbuat demikian. Itulah sebabnya, ramai pasangan yang kita dengar pergi bernikah ke luar negara apabila ada halangan yang tidak membolehkan mereka mendapat sijil perkahwinan di dalam negara atas sebab halangan undang-undang. Seperti kata pepatah Melayu "Nak, seribu daya. Tak nak, seribu dalih."
Seseorang lelaki dan wanita yang sedang saling amat cinta mencintai sehingga telah berjanji untuk hidup bersama, akan berusaha dengan penuh kesungguhan untuk menjadi suami isteri walaupun menghadapi pelbagai halangan untuk berbuat demikian. Itulah sebabnya, ramai pasangan yang kita dengar pergi bernikah ke luar negara apabila ada halangan yang tidak membolehkan mereka mendapat sijil perkahwinan di dalam negara atas sebab halangan undang-undang. Seperti kata pepatah Melayu "Nak, seribu daya. Tak nak, seribu dalih."
Di sini dapatlah kita simpulkan bahawa:
4. Motivasi adalah stimulasi atau semangat akibat rangsangan atau keghairahan terhadap sesuatu yang benar-benar diingini.
5. Motivasi Sebagai Pemangkin Keberanian Untuk menjelaskan maksud ini, izinkan saya menceritakan sedikit pengalaman saya semasa kanak-kanak dahulu. Semasa saya baru berusia kira-kira 10 tahun, saya amat takut berada di tempat gelap, sebab takut akan "terjumpa hantu". Amalan di kampung saya terutamanya pada tahun-tahun 60an dan 70an ialah apabila seseorang ahli keluarga meninggal dunia, pada rumah orang yang meninggal dunia itu hendaklah ada orang yang tidak tidur atau berjaga sampai pagi, selama tujuh hari. Amalan ini dipanggil "modtudau".
Suatu hari, ada kematian di kampung saya. Masa itu, banyak cerita tentang "hantu bangkit" di tempat kelahiran saya (Kundasang, Ranau, Sabah - Kini Kundasang adalah sebuah pusat peranginan yang terkenal di rantau ini). Kerana minat "modtudau", saya tidak melepaskan peluang untuk "modtudau" bersama.
Rumah kami jaraknya lebih kurang 500 meter
dari rumah jiran kami itu yang ada kematian. Apabila malam semakin larut,
saya mula rasa mengantuk. Tiba-tiba saya rasa nak balik rumah sangat. Waktu
itu bekalan elektrik belum ada. Kerana takut terjumpa hantu, saya
telah cuba mencari jika ada sesiapa yang nak balik rumah mereka agar dapat
menemani saya pulang, tetapi, nampaknya tak ada seorangpun yang nak balik.
|
|
|
Yang nak balik, sudah balik awal. Yang tak nak balik
rumah, ada yang sudah tidur atas lantai. Pada masa yang sama, saya juga malu
minta tolong hantar pulang kerana saya pergi ke rumah jiran itupun sebenarnya
tidak ada sesiapa yang menjemput. Ibu bapa saya pun tak tahu. Ingatkan nak
pergi sekejap sahaja.
Oleh kerana rasa tak selesa tidur di rumah orang lain, dan takut pula dimarahi ibu bapa, saya terus memberanikan diri balik seorang diri. Mula-mula jalan, OK - (takut juga tetapi masih terkawal). Sampai di pertengahan jalan, tiba-tiba saya terasa macam ada sesuatu di sebelah kiri saya - seperti lembaga hitam besar.
Saya terus sangat terkejut dan takut. Apa lagi….. sayapun
memecut lari seperti lipas kudung - sekuat-kuatnya menyelamatkan diri ...
badan dan mukapun rasa amat pucat dan sejuk, bulu romapun naik! Taaakut
sangat! Sampai rumah - dalam keadaan amat seram, saya berteriak.. AMAAAAAAAK
IWANGAII ILO NONGOBOOONNN (Bahasa Ibunda saya) atau MAAAK BUKA PINTUUUUU!!!. Terdengar
suara ketakutan dari saya, mak saya cepat-cepat buka pintu! Mungkin masih
berjaga - dan tak dapat tidur kerana risau tentang diri saya. Oleh kerana
terlalu takut dan tercungap-cungap, ibu saya yang mungkin tadinya risau dan
marah, cepat-cepat mententeramkan saya.
Itulah salah satu daripada pengalaman-pengalaman saya
semasa kanak-kanak yang saya tak dapat lupakan; kerana teringin sangat nak
balik rumah, dalam keadaan takut-takut pun tetap nak pulang rumah, akhirnya
memberanikan juga balik seorang diri walaupun dalam keadaan gelap.
Apa yang boleh saya rumuskan di sini
berasaskan pengalaman saya itu ialah; apabila kita betul-betul dan
benar-benar inginkan sesuatu, ketakutan atau kemalasan menjadi perkara kedua -
mencapai matlamat akan menjadi perkara utama; keberanian, kerajinan dan
ketekunan akan timbul.
Oleh itu, bolehlah kita simpulkan atau
definisikan di sini bahawa:
5. Motivasi adalah suatu mangkin yang menimbul dan menyeramakkan keinginan, keberanian dan kesungguhan untuk mencapai sesuatu matlamat mencabar yang benar-benar diingini serta diyakini boleh dicapai / perolehi.
5. Motivasi adalah suatu mangkin yang menimbul dan menyeramakkan keinginan, keberanian dan kesungguhan untuk mencapai sesuatu matlamat mencabar yang benar-benar diingini serta diyakini boleh dicapai / perolehi.
0 komentar:
Your comment / Sensasi, Memori, Persepsi dan Motivasi (Psikologi)
Komentar Anda Sangat Bermanfaat Bagi Khazanah Ilmu Pengetahuan