BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan pendidikan semakin hari semakin maju hal itu tidak terlepas dari sejarah pendidikan di masa lalu. Jadi peranan kita sangat penting untuk mempelajari sejarah pendidikan apalagi kita sebagai generasi penerus jangan sampai melupakan sejarah. Kita sebagai orang Islam dan menuntut ilmu di Universitas Islam tentunya harus paham akan sejarah pendidikan di masa lalu. Hal ini perlu agar kita mampu menganalisa dan mengambil ibrah dari setiap peristiwa yang pernah terjadi.
Dalam makalah kali ini akan dibahas mengenai Dinamika Pendidikan Islam Pada Masa Dinasti Umayyah di Andalusia. Dan untuk lebih detailnya tentang perkembangan pendidikan di Andalusia ini akan diuraikan dalam bab Pembahasan.
Dengan segala keterbatasan penulis, maka dalam makalah ini tidak akan
dijabarkan satu persatu secara rinci, tapi akan dibahas inti dari dinamika pendidikan islam pada masa dinasti umayyah di Andalusia pada waktu itu.
dijabarkan satu persatu secara rinci, tapi akan dibahas inti dari dinamika pendidikan islam pada masa dinasti umayyah di Andalusia pada waktu itu.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah sebagaimana tertuang dalam kata pengantar, meliputi:
1. Bagaimana perkembangan islam di Andalusia ?
2. Bagaimana perkembangan pendidikan islam pada masa dinasti umayyah di Andalusia ?
3. Bagaimanakah kemajuan ilmu pengetahuan di Andalusia ?
4. Apasajakah Faktor-Faktor pendukung pendidikan/peradaban di Andalusia?
C. Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui perkembangan islam di Andalusia.
2. Untuk mengetahui perkembangan pendidikan islam di Andalusia.
3. Untuk mengetahui kemajuan ilmu pengetahuan di Andalusia.
4. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung pendidikan/peradaban di Andalusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Islam di Andalusia
Wilayah Andalusia yang sekarang disebut Spanyol di ujung selatan benua Eropa, masuk ke dalam kekuasaan dinasti bani Umayyah semenjak Thariq bin Ziyad, bawahan Musa bin Nushair gubernur Qairuwan, mengalahkan pasukan Spanyol pimpinan Roderik raja bangsa Gothia tahun 92 H/711 M.
Spanyol diduduki umat islam pada zaman Khalifah Al-Walid (705-715 M), Salah seorang khalifah dari dinasti Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Ada tiga nama yang disebut berjasa dalam penaklukan Spanyol, yaitu Musa bin Nushair, Tharif bin Malik dan Thariq bin Ziyad.
Kemenangan ini menjadi awal bagi Thariq untuk menaklukan kota-kota lain di semenanjung Iberia (Andalusia) tanpa banyak kesulitan.
Penguasaan Umat Islam terhadap Andalusia dapat dibagi menjadi beberapa periode yaitu :
1. Periode Pertama
Periode antara tahun 711-755 M, Andalus diperintah oleh para wali yang diangkat oleh khalifah bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada periode ini Andalus secara politis belum stabil, masih terjadi perebutan kekuasaan anta relit penguasa, atau masih adanya ancaman musuh Islam dari penguasa setempat.
2. Periode Kedua
Periode antara tahun 755-1013 M pada waktu Andalus dikuasai oleh daulah Umawiyah II. Periode ini dibagi dua yaitu :
a) Masa Keamiran tahun 755-912. Masa ini dimulai ketika Abd al-Rahman al-Dakhil, seorang keturunan bani Umayyah I yang berhasil menyelamatkan diri dari pembunuhan yang dilakukan di Damaskus.
b) Masa Kekhalifahan tahun 912-1013 M, ketika Abd al-Rahman III, amir ke-8 bani Umayyah II, menggelari diri dengan khalifah al-nasyhir di Dinilah (912-961).
3. Periode ketiga
Periode antara tahun 1031-1492 M, ketika ummat Islam Andalus terpecah dan menjadi kerajaan-kerajaan kecil. Periode ini dibagi menjadi tiga masa yaitu :
1) Masa kerajaan-kerajaan kecil yang sifatnya local tahun 1031-1086 M, jumlahnya sekitar 20 buah. Masa ini disebut Muluk al-Thawaif (raja golongan)
2) Masa antara tahun 1086-1235 M, ketika ummat Islam Andalus dibawah kekuasaan bangsa bar-bar Afrika Utara.
3) Masa antara tahun 1232-1492, ketika ummat Islam Andalusia bertahan diwilayah Granada di bawah kuasa dinasti bani Ahmar.
Menurut Prof. Dr. H. Abuddin Nata dalam bukunya Sejarah Pendidikan Islam, Sejarah Panjang yang di lalui umat islam di Andalusia (Spanyol) itu dapat dibagi dalam enam periode yaitu : Periode Pertama (711-755 M), Periode Kedua (755-912 M), Periode Ketiga (912-1013 M), Periode Keempat (1013-1086 M), Periode kelima (1086-1248 M) dan Periode keenam (1248-1492 M).
Di bawah kekuasaan Umawiyyah II, kebudayaan Andalus dapat dikatakan masih berupa rintisan, terutama dalam bidang kesustraan, arsitektur, dan intelektual. Kebudayaan ini terbagi dalam beberapa bidang, yaitu bidang kesustraan, bidang seni bangun, bidang ilmu keislaman, bidang sejarah, dan dalam bidang filsafat.
Masjid-masjid yang didirikan di Asia Barat tidak hanya digunakan sebagai ibadah saja, tetapi disinipun masjid-masjid itu berfungsi pula sebagai tempat dan lembaga pendidikan di samping pendidikan umum lainnya yang terpisah dari masjid. Dari lembaga-lembaga pendidikan itu memancarlah ilmu pengetahuan yang bermanfaat dan memberikan arti bagi kehidupan umat manusia sendiri, tersebar ke segenap penjuru dunia.
B. Perkembangan Pendidikan Islam pada masa Dinasti Umayyah di Andalusia
Benturan firgah-firgah di kalangan ummat Islam, khususnya dalam bidang politik, berakhir dengan kemenangan Muawiyan bin Abi Sufyan, yang memproklamirkan bani Ummayah, sebagai pemimpin daulah Islamiyah. Setelah negara dalam keadaan aman, mulailah ia membangun. Pembangunan bidang fisik: menata system pemerintahan, memperlancar dan memajukan ekonomi perdagangan dan mengembangkan bidang kebudayaan.
Salah satu aspek dari kebudayaan adalah mengembangkan ilmu pengetahuan. Kalau masa Nabi dan khulafaur ar-Rasyidin perhatian terpusat pada usaha untuk memahami al-Qur`an dan Hadits Nabi untuk memperdalam akidah, akhlak, ibadah, muammalah dan kisah-kisah al-Qur`an, maka perhatian sesudah itu sesuai dengan kebutuhan zaman, tertuju pada ilmu-ilmu yang diwariskan bangsa-bangsa sebelum munculnya Islam.
Pada masa dinasti Umayyah pola pendidikan bersifat desentrasi. Pada masa ini peletakan dasar-dasar dari kemajuan pendidikan dimunculkan. Intelektual muslim berkembang pada masa ini. Kajian ilmu yang ada pada periode ini berpusat di Damaskus, Kufah, Mekkah, Madinah, Mesir, Cordova dan beberapa kota lainnya, seperti: Basrah dan Kuffah (Irak), Damsyik dan Palestina (Syam), Fistat (Mesir). Diantara ilmu-ilmu yang dikembangkannya, yaitu: kedokteran, filsafat, astronomi atau perbintangan, ilmu pasti, sastra, seni baik itu seni bangunan, seni rupa, amuoun seni suara.
Pada masa khalifah-khalifah Rasyidin dan Umayyah sebenarnya telah ada tingkat pengajaran, hampir sama seperti masa sekarang. Tingkat pertama ialah Kuttab, tempat anak-anak belajar menulis dan membaca, menghafal Al-Qur’an serta belajar pokok-pokok Agama Islam. Setelah tamat Al-Qur’an mereka meneruskan pelajaran ke masjid. Pelajaran di masjid itu terdiri dari tingkat menengah dan tingkat tinggi. Pada tingkat menengah gurunya belumlah ulama besar, sedangkan pada tingkat tinggi gurunya ulama yang dalam ilmunya, masyhur ke’aliman dan kesalehannya.
Umumnya pelajaran diberikan guru kepada murid-murid seorang demi seorang. Baik di Kuttab atau di Masjid pada tingkat menengah. Pada tingkat tinggi pelajaran diberikan oleh guru dalam satu tempat yang dihadiri oleh pelajar bersama-sama. Ilmu-ilmu yang diajarkan pada Kuttab pada mula-mulanya adalah dalam keadaan sederhana, yaitu:
a. Belajar membaca dan menulis.
b. Membaca Al-Qur’an dan menghafalnya.
c. Belajar pokok-pokok agama Islam, seperti cara wudhu, shalat, puasa dan sebagainya.
Pemerintah dinasti Umayyah menaruh perhatian dalam bidang pendidikan. Memberikan dorongan yang kuat terhadap dunia pendidikan dengan penyediaan sarana dan prasarana. Hal ini dilakukan agar para ilmuan, para seniman, dan para ulama mau melakukan pengembangan bidang ilmu yang dikuasainya serta mampu melakukan kaderisasi ilmu.
C. Kemajuan Ilmu Pengetahuan di Andalusia
Islam di Spanyol telah mencatat satu lembaran peradaban dan kebudayaan yang sangat brilian dalam bentangan sejarah Islam. Ia berperan sebagai jembatan penyebrangan yang dilalui ilmu pengetahuan Yunani-Arab ke Eropa pada abad XII. Minat terhadap pendidikan dan ilmu pengetahuan serta filsafat mulai dikembangkan pada abad IX M selama pemerintahan penguasaan Bani Umayyah yang ke-5, Muhammad ibn Abd Al-Rahman (832-886 M).
Berdasarkan literatur-literatur yang membahas sejarah pendidikan dan sejarah peradaban Islam secara garis besar pendidikan Islam di Spanyol (Andalusia) terbagi pada dua bagian atau tingkatan, yaitu:
1. Kuttab
Pada lembaga pendidikan kuttab ini para siswa mempelajari beberapa bidang studi dan pelajaran-pelajaran yang meliputi fiqih, bahasa dan sastra serta musik dan kesenian.
2. Pendidikan Tinggi
Universitas yang dibangun pada saat itu oleh bani Umayyah adalah Universitas Cardova. Universitas ini menandingi dua universitas lainnya, yaitu Al-Azhar di Cairo dan Nizamiyah di Baghdad, dan telah menarik perhatian para pelajar tidak hanya dari Spanyol, tetapi juga dari tempat lain seperti dari negara-negara Eropa, Afrika dan Asia. Ilmu Pengetahuan yang berkembang saat itu adalah Filsafat, sains, sejarah dan geografi.
Pada dunia pendidikan Islam Timur mulaidikenal dengan madrasah. Menurut Hasan Langgulung, pada zaman kegemilangan Islam di Andalusia, ilmu-ilmu dan seni semakin bertambah banyak dan berkembang dengan pesat sehingga sukar dihimpun semuannya. Namun demikian ia mencoba membuat klasifikasi sebagai berikut :
a. Pengetahuan dan Syari’ah, yaitu Ilmu tafsir Al-Qur’an, Ilmu bacaan (qira’ah), tajwid, dan pemberian baris (dabt), Ilmu Hadits, Ilmu Musthalah Hadits, Ilmu Fiqih, Ilmu Kalam dan Ilmu tasawuf.
b. Ilmu-ilmu Bahasa dan Sastra, yaitu: Ilmu Bahasa, Ilmu Nahu, Saraf dan ‘arud, Ilmu Sastra, Ilmu Balaghah dan Ilmu Kritik sastra.
c. Ilmu-ilmu Sejarah dan Sosial, yaitu: Ilmu Sirah, peperangan dan biografi, Ilmu Sejarah, Ilmu Politik dan Sosial, dan Ilmu Jiwa, pendidikan, akhlak, sosiologi, ekonomi, dan tata laksana, yang terdiri dari ilmu-ilmu berikut: Ilmu Jiwa, Ilmu Pendidikan, Ilmu akhlak, Ilmu Sosiologi, Ilmu Ekonomi, Ilmu Politik, dan Ilmu tata Laksana. Ilmu-ilmu Geografi dan Perencanaan Kota, yang terdiri dari Ilmu-ilmu berikut : Ilmu Geografi dan Ilmu Perencanaaan Kota.
d. Ilmu-ilmu Falsafah, Logika, Debat, dan Diskusi.
e. Ilmu-ilmu Tulen (murni), yaitu: Ilmu Matematika, Ilmu Falak, dan Ilmu Musik.
f. Ilmu-ilmu Kealaman dan Eksperimental, yaitu: Ilmu Kimia, Ilmu Fisika, dan Ilmu Biologi.
g. Ilmu-ilmu Terapan dan Praktis, yaitu: Ilmu Kedokteran, Ilmu Farmasi dan Ilmu Pertanian.
Pola pendidikan pada periode Bani Umayyah telah berkembang jika dilihat dari aspek pengajarannya, walaupun sistemnya masih sama seperti pada masa Nabi dan khulafaur rasyidin. Pada masa ini peradaban Islam sudah bersifat internasional yang meliputi tiga benua, yaitu sebagian Eropa, sebagian Afrika dan sebagian besar Asia yang kesemuanya itu dipersatukan dengan bahasa Arab sebagai bahasa resmi Negara.
D. Faktor-faktor Pendukung Kemajuan Pendidikan/Peradaban di Andalusia
Menurut Prof. Dr. H.Abudin Nata,MA, dalam bukunya Sejarah pendidikan Islam, menyebutkan bahwa faktor-faktor pendukung kemajuan /peradaban islam di Andalusia adalah sebagai berikut:
1. Adanya dukungan dari para penguasa. Kemajuan Spanyol Islam sangat ditentukan oleh adanya penguasa-penguasa yang kuat dan berwibawa serta mencintai ilmu pengetahuan, juga memberikan dukungan dan penghargaan terhadap para ilmuan dan cendekiawan.
2. Didirikannya sekolah-sekolah dan universitas-universitas di beberapa kota di Spanyol oleh Abd al-Rahman III al-Nasir, dengan universitasnya yang terkenal di Cardova. Serta dibangunnya perpustakaan-perpustakaan yang memiliki koleksi buku-buku yang cukup banyak.
3. Banyaknya sarjana Islam yang datang dari ujung Timur sampai ujung Barat wilayah Islam dengan membawa berbagai buku dan bermacam gagasan. Ini menunjukkan bahwa meskipun umat Islam terpecah dalam beberapa kesatuan politik, terdapat apa yang disebut kesatuan budaya Islam.
4. Adanya persaingan antara Abbasiyah di Baghdad dan Umayyah di Spanyol dalam bidang ilmu pengetahuan dengan didirikannya Universitas Cardova yang menyaingi Universitas Bizhamiyah di Baghdad yang merupakan persaingan positif tidak selalu dalam bentuk peperangan.
Sejarah membuktikan bahwa, selama Islam dianut dan dipertahankan sifat-sifat aslinya, selama itu ia akan tetap menjadi pelindung dan penganjur ilmu pengetahuan. Dan selama itu pula umat islam akan memiliki daya kemempuan dan kesanggupan memfungsikan potensi-potensi yang ada dalam dirinya dan alam sekelilingnya. Demikian pula mereka akan mampu dan sanggup memanusiakan dan membudayakan dirinya sendiri dengan bijaksana dan penuh semangat. Melalui Ilmu pengetahuan, umat Islam telah berhasil membina dan mengungkap kembali peradaban dan kemanusiaan pada umumnya, yang hingga sekarang masih menjadi dasar ilmu pengetahuan dan peradaban dunia.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan uraian pembahasan diatas, maka penulis dapat menarik kesimpulan diantaranya :
1. Perkembangan Islam di Andalusia terjadi pada tiga periode yaitu : periode pertama (711-755), Periode kedua (755-1013), dan Periode ketiga (1031-1492)
2. Kemajuan-kemajuan yang pernah dicapai Andalusia itu tidak lain daripada usaha dan ketekunan kaum muslimin Andalusia sendiri yang ikhlas dalam kegiatannya mengembangkan kehidupan intelektual.
3. Pada masa ini peradaban Islam sudah bersifat internasional yang meliputi tiga benua, yaitu sebagian Eropa, sebagian Afrika dan sebagian besar Asia yang kesemuanya itu dipersatukan dengan bahasa Arab sebagai bahasa resmi Negara.
B. Saran
Berdasarkan Uraian latar belakang dan pembahasan diatas, maka dari itu, penulis menyarankan kepada :
1. Pihak Pemerintah, karena penting nya sejarah umat islam untuk diketahui, pemerintah diharapkan memasukkan pelajaran sejarah pendidikan islam atau sejarah islam kedalam kurikulum pendidikan di Indonesia.
2. Pihak Perguruan Tinggi, diharapkan untuk menambah jumlah koleksi buku Sejarah Pendidikan Islam di perpustakaan karena banyaknya peminjam sehingga mahasiswa sulit untuk menemukan buku tersebut.
3. Para Pembaca, Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, walaupun masih banyak terdapat kekeliruan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca untuk perbaikan dan kesempurnaan penyusunan makalah yang selanjutnya. Atas saran dan kritiknya yang membangun< penulis ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Sunanto, Musyrifah, 2004, Sejarah Islam Klasik, Jakarta: Prenada Media
Suwito dan Fauzan, 2005, Sejarah Sosial Pendidikan Islam, Jakarta: Prenada Media
Soekarno dan Supardi Ahmad, 1983, Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Angkasa
Nasution, Harun, 1978, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia
Departemen Agama Republik Indonesia, 1997, Ensiklopedi Islam, Jakarta: Ikhtiar Baru Van Hoeve
Langgulung, Hasan, 2003, Pendidikan Islam dalam Abad ke-21, Jakarta: Pustaka Al-Husna baru
Nata, Abuddin, 2004, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Rajawali Press
http://fadhilmunawwarmansyur.blogspot.com. Diakses pada tanggal 8 Oktober 2011
http://pendiputra.wordpress.com. Diakses pada tanggal 8 Oktober 2011
TENTANG PENULIS
Muhammad Zuhri Ni’am , dilahirkan di Pontianak pada tanggal 30 Oktober 1991. Pria kelahiran 30 oktober ini beralamat di Asrama mahasiswa kabupaten Kubu Raya Jalan Sepakat II Gg. Mawar No. 5 Pontianak. Setelah menyelesaikan Sekolah dasar Negeri Nomor 29 di Desa Muara Tiga Kecamatan batu Ampar Kabupaten Kubu raya, ia langsung melanjutkan studinya ke Sekolah menengah Pertama Swasta Yayasan Karya Bersama Kecamatan Batu Ampar. Sekolah Menengah Atas ia luluskan pada tahun 2010 di SMA Negeri I Rasau Jaya Kabupaten Kubu Raya. Dan kini Pria yang memiliki warna kulit sawo matang ini sedang berjuang menyelesaikan studi S1 nya pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pontianak.
Sehari-hari ia menghabiskan waktunya dengan belajar dan aktivitas lainnya yang berguna. Pria yang mempunyai nama panggilan Ni’am ini bukanlah seorang aktivis. Sehingga ia bukanlah seorang yang sangat sibuk dan sangat mudah untuk ditemui apabila ada kepentingan. Organisasi yang sekarang ia ikuti adalah PRIMARAYA (Perhimpunan Mahasiswa Kabupaten Kubu raya), Asrama Mahasiswa kabupaten Kubu Raya, Lembaga Dakwah Kampus (LDK Matimsya) STAIN Pontianak. Dulu semasa SMA, Pria yang berasal dari Kecamatan Batu Ampar ini pernah mengikuti organisasi Rohis (Rohani islam) dibawah naungan LP2I Kabupaten Kubu raya.
Pria yang mempunyai wajah manis ini mempunyai cita-cita menjadi Guru Agama islam sekaligus menjadi seorang pengusaha sukses. Motto hidupnya adalah “Pantang menyerah sebelum mencoba dan mencoba sampai berhasil”
1 komentar:
terimakasih tentang faktor kemajuan pend. di anddalusia
Your comment / Perkembangan Islam di Andalusia
Komentar Anda Sangat Bermanfaat Bagi Khazanah Ilmu Pengetahuan