Konsep Pendidikan Seumur Hidup
1. Pengertian
1. Pengertian
Asas pendidikan seumur hidup merumuskan
bahwa proses pendidikan merupakan suatu proses kontinu yang bermula sejak
seseorang dilahirkan hingga meninggal dunia
Pembahasan tentang konsep pendidikan
seumur hidup ini akan diuraikan dalam dua bagian yaitu ditinjau dari dasar
teoritis/ religios dan dasar yuriditisnya.
- Dasar Teoritis/ Religious
Konsep pendidikan seumur hidup ini pada
mulanya dikemukakan oleh filosof dan pendidik Amerika yang sangat terkenal
yaitu John Dewey. Kemudian dipopulerkan oleh Paul Langrend melalui
bukunya : An Introduction to Life Long Education. Menurut John Dewey,
pendidikan itu menyatu dengan hidup. Oleh karena itu pendidikan terus
berlangsung sepanjang hidup sehingga pendidikan itu tidak pernah berakhir.
Konsep pendidikan yang tidak terbatas
ini juga telah lama diajarkan oleh Islam, sebagaimana dinyatakan dalam Hadits
Nabi Muhammad Saw. yang berbunyi :
?????? ?????? ???? ???????? ????? ??????
“Tuntutlah ilmu sejak dari buaian
sampai liang lahad”
2. Dasar Yuridis
Konsep pendidikan seumur hidup di
Indonesia mulai dimasyarakatkan melalui kebijakan negara yaitu melalui :
a. Ketetapan MPR No. IV/MPR/1973 JO TAP. NO. IV/MPR/1978
tentang GBHN menetapkan prinsip-prinsip pembangungan nasional, antara lain :
~ pembangunan nasional
dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan
pembangunan seluruh rakyat Indonesia (Arah Pembangunan Jangka Panjang)
~ Pendidikan berlangsung seumur
hidup dan dilaksanakan dalam keluarga (rumah tangga), sekolah dan masyarakat.
Karena itu, pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga,
masyarakat dan pemerintah (Bab IV GBHN Bagian Pendidikan).
b. UU No. 2 Tahun 1989 Pasal 4 sebagai berikut :
“Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa
dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”.
c. Di dalam UU Nomor 2 Tahun 1989, penegasan
tentang pendidikan seumur hidup, dikemukakan dalam Pasal 10 Ayat (1) yang
berbunyi : “penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui dua jalur, yaitu
pendidikan luar sekolah dalam hal ini termasuk di dalamnya pendidikan keluarga,
sebagaimana dijelaskan pada ayat (4), yaitu : “pendidikan keluarga merupakan
bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga
dan yang memberikan agama, nilai budaya, nilai moral dan keterampilan”.
B. Pendidikan Seumur Hidup dalam
Berbagai Perspektif
Dasar pemikiran yang menyatakan bahwa long life education
adalah sangat penting. Dasar pemikiran tersebut ditinjau dari berbagai aspek,
diantaranya adalah sebagai berikut :
- Tinjauan Ideologis
Pendidikan seumur hidup atau lifelong education akan
memungkingkan seseorang mengembangkan potensi-potensinya sesuai dengan
kebutuhan hidupnya, sebab pada dasarnya semua manusia dilahirkan ke dunia
mempunyai hak sama, khususnya untuk mendapatkan pendidikan dan peningkatan
pengetahuan dan keterampilannya (skill).
- Tinjauan Ekonomis
Melalui pendidikan, merupakan cara
paling efektif untuk keluar dari suatu lingkaran yang menyeret kepada kebodohan
dan kemelaratan. Pendidikan
seumur hidup dalam konteks ini memungkingkan seseorang untuk :
- Meningkatkan produktifitasnya
- Memelihara dan mengembangkan sumber-sumber daya dimilikinya
- Memungkinkan hidup dalam lingkungan yang lebih sehat dan menyenangkan
- Memiliki motivasi dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya secara tepat, sehingga pendidikan keluarga menjadi sangat penting dan besar artinya.
- Tinjauan Sosiologis
Pada umumnya di negara-negara sedang
berkembang ditemukan masih banyaknya para orang tua yang kurang menyadari akan
pentingnya pendidikan formal bagi anak-anaknya. Oleh karena itu, banyak
anak-anak mereka yang kurang mendapatkan pendidikan formal, putus sekolah atau
tidak bersekolah sama sekali. Dengan demikian pendidikan seumur hidup kepada
orang akan merupakan solusi dari masalah tersebut.
- Tujuan Filosofis
Di negara demokrasi, menginginkan seluruh rakyat menyadari
pentingnya hak memilih dan memahami fungsi pemerintah, DPR, MPR dan sebagainya.
- Tinjauan Teknologis
Di era globalisasi seperti sekarang
ini, tampaknya dunia dilanda oleh eksplosi ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) dengan berbagai produk yang dihasilkannya. Semua orang, tak terkecuali
para pendidik, sarjana, pemimpin dan sebagainya dituntut selalu memperbaharui
pengetahuan dan keterampilannya seperti apa yang terjadi di negara maju.
- Tinjauan Psikologis dan Paedagogis
Perkembangan IPTEK sangat pesat
mempunyai dampak dan pengaruh besar terhadap berbagai konsep, teknik dan metode
pendidikan. Disamping itu, perkembangan tersebut juga makin luas, dalam dan
kompleks, yang menyebabkan ilmu pengetahuan tidak mungkin lagi diajarkan
seluruhnya kepada anak didik di sekolah.
Oleh karena itu, tugas pendidikan jalur
sekolah yang utama sekarang ialah mengajarkan bagaimana cara belajar,
menanamkan motivasi yang kuat dalam diri anak untuk belajar terus sepanjang
hidupnya, memberikan skill kepada anak didik secara efektif agar dia mampu
beradaptasi dalam masyarakat yang cenderung berubah secara cepat. Berkenaan
dengan itulah, perlu diciptakan suatu kondisi yang merupakan aplikasi asas
pendidikan seumur hidup atau lifelong education.
Demikian keadaan pendidikan seumur
hidup yang dilihat dari berbagai aspek dan pandangan. Sebagai pokok dalam
pendidikan seumur hidup adalah seluruh individu harus memiliki kesempatan yang
sistematik, terorganisisr untuk belajar disetiap kesempatan sepanjang hidup
mereka. Semua itu adalah tujuan untuk menyembuhkan kemunduran pendidikan
sebelumnya, untuk memperoleh skill yang baru, untuk meningkatkan keahlian
mereka dalam upaya pengertian tentang dunia yang mereka tempati, untuk
mengembangkan kepribadian dan tujuan-tujuan lainnya.
Konseptualisasi pendidikan seumur hidup
yang merupakan alat untuk mengembangkan individu-individu akan belajar seumur
hidup agar lebih bernilai bagi masyarakat.
C. Implikasi Konsep Pendidikan
Seumur Hidup pada Program-Program Pendidikan
- Pendidikan baca tulis fungsional
Realisasi baca tulis fungsional memuat
dua hal, yaitu :
- Memberikan kecakapan membaca, menulis, menghitung (3 M) yang fungsional bagi anak didik.
- Menyediakan bahan-bahan bacaan yang diperlukan untuk mengembangkan lebih lanjut kecakapan yang telah dimilikinya
- Pendidikan Vokasional. Pendidikan vokasional adalah program pendidikan di luar sekolah bagi anak di luar batas usia.
- Pendidikan Profesional
D. Beberapa Kepentingan
Pendidikan Seumur Hidup
Hal yang mendasari perlunya pendidikan
seumur hidup :
- Pertimbangan ekonomi. Masih banyaknya masyarakat yang masih berada di bawah garis kemiskinan.
- Keadilan. Tuntutan akan adanya persamaan dan kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan.
- Faktor peranan keluarga.
- Faktor perubahan peranan sosial
- Perubahan teknologi
- Faktor-faktor vocational
- Kebutuhan-kebutuhan orang dewasa
- Kebutuhan anak-anak awal
E. Strategi Pendidikan Seumur
Hidup
Adapun strategi dalam rangka pendidikan seumur hidup
sebagaimana diinventarisir Prof. Sulaiman Joesoef, meliputi hal-hal
berikut :
- Konsep-konsep Kunci Pendidikan Seumur Hidup
- Konsep pendidikan seumur hidup itu sendiri. Sebagaimana suatu konsep, maka pendidikan seumur hidup diartikan sebagai tujuan atau ide formal untuk pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman-pengalaman pendidikan.
- Konsep belajar seumur hidup. Dalam pendidikan seumur hidup berarti pelajar belajar karena respons terhadap keinginan yang didasari untuk belajar dan angan-angan pendidikan menyediakan kondisi-kondisi yang membantu belajar.
- Konsep Belajar Seumur Hidup. Belajar seumur hidup dimaksudkan adalah orang-orang yang sadar tentang diri mereka sebagai pelajar seumur hidup, melihat belajar baru sebagai cara yang logis untuk mengatasi peroblema dan terdorong tinggi sekali untuk belajar di seluruh tingkat usia, dan menerima tantangan dan perubahan seumur hiudp sebagai pemberi kesempatan untuk belajar baru.
- Kurikulum yang membantu pendidikan seumur hidup. Dalam konteks ini, kurikulum didesain atas dasar prinsip pendidikan seumur hidup betul-betul telah menghasilkan pelajar seumur hidup yang secara berurutan melaksanakan belajar seumur hidup.
- Arah Pendidikan Seumur Hidup
a. Pendidikan seumur hidup kepada orang
dewasa
Sebagai generasi penerus, para pemuda
ataupun dewasa membutuhkan pendidikan seumur hidup dalam rangka pemenuhan sifat
“Self Interest” yang merupakan tuntunan hidup sepanjang masa. Diantaranya
adalah kebutuhan akan baca tulis bagi mereka pada umumnya dan latihan
keterampilan bagi pekerja.
b. Pendidikan seumur hidup bagi
anak
Pendidikan seumur hidup bagi anak,
merupakan sisi lain yang perlu memperoleh perhatian dan pemenuhan oleh karena
anak akan menjadi “tempat awal” bagi orang dewasa artinya dengan segala
kelebihan dan kekurangannya. Pengetahuan dan kemampuan anak, memberi peluang
besar bagi pembangunan pada masa dewasa. Dan pada gilirannya masa dewasanya
menanggung beban hidup yang lebih ringan.akar pendidikan yang juga mantan
Menteri pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Fuad Hassan berpendapat,
pendidikan dalam arti luas merupakan ikhtiar yang ditempuh melalui tiga
pendekatan, yaitu pembiasaan, pembelajaran, dan peneladanan. Ketiga aspek itu
berlangsung sepanjang perjalanan hidup manusia.Demikian Fuad Hassan saat
menjadi pembicara kunci pada seminar nasional "Rekonstruksi dan
Revitalisasi pendidikan Indonesia Menuju Masyarakat Madani", di Widya
Graha Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Jln. Gatot Subroto Jakarta,
Kamis (2/9).Hadir dalam cara itu, pengamat pendidikan Arief Rachman dan Deputi
Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan LIPI, Dewi Fortuna Anwar.
Menurut Fuad, anggapan bahwa pembiasaan hanya efektif pada masa kanak-kanak jelas keliru karena pada usia dewasa dan lanjut usia pun pembiasaan masih terjadi. Misalnya, melalui kegiatan hobi dalam masa pensiun, kebiasaan makan yang berkenaan dengan pemeliharaan kesehatan, kebiasaan olah raga, dan lainnya yang dibentuk pada masa tua.Halnya mengenai pembelajaran yang juga meliputi pelatihan, dikatakan Fuad, itu merupakan pendekatan yang terutama mengemuka melalui jalur pendidikan formal.
"Melalui jalur ini, sesuatu program pembelajaran jelas cakupannya dari awal hingga akhir. Pendekatan ini lazim dilaksanakan melalui pendekatan klasikal dan kurikuler dalam sistem persekolahan," jelasnya.Selanjutnya, yang sering dilupakan adalah pendidikan dalam arti luas yang meliputi juga peneladanan, yaitu melalui terpaan citra yang memikat untuk ditiru perilakunya atau bahkan menjadi model identifikasi diri bagi pengamatnya.
Menurut Fuad, anggapan bahwa pembiasaan hanya efektif pada masa kanak-kanak jelas keliru karena pada usia dewasa dan lanjut usia pun pembiasaan masih terjadi. Misalnya, melalui kegiatan hobi dalam masa pensiun, kebiasaan makan yang berkenaan dengan pemeliharaan kesehatan, kebiasaan olah raga, dan lainnya yang dibentuk pada masa tua.Halnya mengenai pembelajaran yang juga meliputi pelatihan, dikatakan Fuad, itu merupakan pendekatan yang terutama mengemuka melalui jalur pendidikan formal.
"Melalui jalur ini, sesuatu program pembelajaran jelas cakupannya dari awal hingga akhir. Pendekatan ini lazim dilaksanakan melalui pendekatan klasikal dan kurikuler dalam sistem persekolahan," jelasnya.Selanjutnya, yang sering dilupakan adalah pendidikan dalam arti luas yang meliputi juga peneladanan, yaitu melalui terpaan citra yang memikat untuk ditiru perilakunya atau bahkan menjadi model identifikasi diri bagi pengamatnya.
Dikemukakan Fuad, secara umum dapat
dikatakan bahwa teladan dijadikan pedoman berperilaku. Di sisi lain, perilaku
yang diamati sebagai teladan juga bisa berpengaruh sebagai penentu pola dan
kecenderungan (patern and trend setter). Teladan pun ditemukan melalui sosok
yang dianggap memperagakan model peran (role model).Fuad juga menilai,
peneladanan merupakan penjelmaan yang bisa berdampak kuat dalam proses
pendidikan, terutama bagi anak-anak dan remaja, serta kaum muda um
umnya."Pada usia yang masih rentan
untuk dibentuk oleh berbagai faktor eksternal ini, peneladanan bisa memengaruhi
arah perkembangan para remaja dan kaum muda menuju kedewasaan,"
tuturnya.Di tempat sama, pengamat pendidikan yang lain, Arief Rachman
mengungkapkan hal senada. Potret pendidikan yang ada seolah-olah pendidikan itu
ada di sekolah. Padahal, lingkungan luar sangat berperan.Ia menilai, pendidikan
memang persyaratan awal. Akan tetapi, jangan direduksi di sekolah, tetapi juga
di masyarakat, rumah tangga, dan media.
0 komentar:
Your comment / Konsep Pendidikan Seumur Hidup
Komentar Anda Sangat Bermanfaat Bagi Khazanah Ilmu Pengetahuan