Kelapa Sawit, Tanaman Menjanjikan atau Merugikan ?

Your comment You are on Artikel dan Opini Edit posts?


Kelapa Sawit, Tanaman Menjanjikan atau Merugikan ?

Perkebunan Kelapa Sawit di Kecamatan Meliau, Kab. Sanggau
Kalimantan Barat adalah salah satu provinsi yang mempunyai dataran paling luas di Indonesia. Sehingga tidak mengherankan jika Kalimantan Barat sejak dahulu menjadi tujuan investor untuk menanamkan modalnya di Kalimantan Barat. Mulai dari sektor perdagangan, industri, pariwisata, pertanian, maupun perkebunan. Semua aspek dan berbagai sektor kehidupan yang ada di Kalimantan tidak bisa terlepas dari incaran mata para pemilik uang. Mereka ingin mendirikan dan mengembangkan usahanya di Kalimantan Barat. Tidak terkecuali juga di bidang perkebunan. Para investor berlomba-lomba untuk mendapatkan keuntungan melalui kekayaan alam Kalimantan Barat. Tanah yang subur, lahan tidur yang luas, dan masarakatnya yang ramah-ramah Menai daya tarik tersendiri bagi para investor. 
Perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Barat kini telah merajai seluruh sektor bisnis di bumi khatulistiwa ini karena memang tanaman kelapa sawit sangat cocok tumbuh dan dibudidayakan di Kalimantan Barat serta tidak memandang kesuburan tanah. Keberadaan perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Barat memang memberikan dampak positif seperti penghasilan masyarakat meningkat dan memberikan kontribusi bagi pembangunan daerah berupa pajak perusahaan. Perkebunan kelapa sawit merupakan usaha perkebunan yang cukup menjanjikan bagi masyarakat sehingga tidak heran jika perluasan perkebunan kelapa sawit tersebar di seluruh wilayah Kalimantan Barat.

Namun dibalik dampak positif yang dihasilkan perkebunan kelapa sawit yang menggiurkan tersebut, ternyata berjuta-juta masalah selalu menghantui masyarakat dan para pemilik perkebunan kelapa sawit. Keberadaan kelapa sawit secara tidak langsung justru akan mengancam kelestarian lingkungan hidup di tanah seribu pulau ini. Tanpa kita sadari, kelapa sawit lambat laun akan membawa dampak negatif yang cukup besar bagi kehidupan di Kalimantan Barat. Betapa tidak, tanah yang pernah digunakan untuk menanam kelapa sawit akan sulit digunakan untuk bercocok tanam lagi karena akar kelapa sawit sulit untuk dihilangkan. Selain itu, kesuburan tanah pun akan turun drastis  dan tentunya memutuhkan waktu yang cukup lama untuk memulihkan kesuburan tanah yang telah hilang akibat penanaman kelapa sawit.
Berdasarkan pengamatan penulis di salah satu kawasan perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Barat yaitu Desa Bhakti Jaya Kecamatan Meliau Kabupaten Sanggau, penulis merasa terkejut tatkala mendengar cerita dari masyarakat setempat. Sudah hampir kurang lebih 20 tahun semenjak perkebunan kelapa sawit dibuka di daerah tersebut, masyarakat belum merasakan hasilnya secara maksimal. Lahan perkebunan yang telah ditanami kelapa sawit oleh salah satu perusahaan, sampai sekarang masih berstatus sebagai milik perusahaan. Masyarakat di sekitar perkebunan yang juga pemilik lahan hanya bisa gigit jari atas kebijakan perusahaan dan menjadi penonton di tanah leluhurnya sendiri. Masyarakat hanya mendapatkan gaji dari penghasilan kelapa sawit tersebut yang tidak sebanding dengan luas lahan yang mereka miliki.
Selain itu, perkebunan kelapa sawit di Desa Bhakti Jaya juga membawa dampak bagi lingkungan sekitar. Salah satunya adalah berdampak pada kerusakan jalan lingkungan. Jalan yang sehari-harinya digunakan untuk berhilir mudik penduduk kini kondisinya sangat mengkhawatirkan. Kondisi jalan yang naik turun dan becek serta hancur tersebut kini menjadi permasalahan utama di daerah tersebut. Betapa tidak, jika musim hujan tiba, maka jalan akan sulit untuk dilewati, apalagi jalan tersebut tak henti-hentinya dilewati truk pengangkut kelapa sawit sehingga menambah parahnya kondisi jalan di Desa Bhakti Jaya dan sekitarnya. Namun hingga sekarang belum ada perhatian khusus baik dari pemerintah daerah, pemerintah provinsi, bahkan pihak pengembang kelapa sawit. Kondisi yang sudah sekian parahnya tersebut terkesan dibiarkan begitu saja hingga masyarakat setempatnyalah yang menanggung akibatnya.
Menurut Benjamin Hale selaku Sekretaris Desa Bhakti Jaya ketika ditemui penulis pada tanggal 3 Januari 2014 lalu mengatakan bahwa pihaknya merasa terisolir dan tidak diperhatikan oleh pemerintah dan pihak-pihak yang berwenang. Masyarakat tidak bisa menolak keberadaan perkebunan kelapa sawit karena satu-satunya penghasilan masyarakat Desa Bhakti Jaya adalah berasal dari perkebunan kelapa sawit. Menurutnya, pemerintah daerah dan pihak-pihak yang terkait harus benar-benar memperhatikan kondisi di daerah kami seperti kondisi jalan yang rusak dan nasib para petani kelapa sawit agar keeradaan kelapa sawit dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Bhakti Jaya.
Akhirnya, penulis berharap kepada pemerintah dan pihak-pihak pemangku jabatan untuk melakukan pengecekan terhadap daerah-daerah yang mengalami permaslahan akibat perkebunan kelapa sawit khususnya Desa Bhakti Jaya Kecamatan Meliau Kabupaten Sanggau. Jika ini tidak segera ditindaklanjuti maka permasalahan kelapa sawit akan terus meningkat setiap tahunnya dan masyarakatlah yang akan merasakan dampaknya. Pemerintah harus melakukan evaluasi terhadap pengembangan kelapa sawit yang besar-besaran tersebut serta menyeimbangkan alam agar terjadi sinergis antara pengembangan kelapa sawit, masyarakat, dan lingkungan sekitar. Selain itu, pemerintah harus bertindak tegas terhadap para pengembang yang terbukti melakukan kerusakan lingkungan dan merugikan masyarakat yaitu diberikan sanksi berupa penghentian proyek usahanya. Pemerintah harus menghentikan pemberian izin baru untuk perkebunan kelapa sawit dan melakukan pengawasan terhadap pengembangan kelapa sawit  dengan tujuan untuk mendukung keberlangsungan hidup seluruh rakyat Kalimantan Barat.

Penulis,
M. ZUHRI NI’AM
Anggota Primaraya dan Warga Asrama KKR


« Previous
 
Next »
 

0 komentar:

Your comment / Kelapa Sawit, Tanaman Menjanjikan atau Merugikan ?

Komentar Anda Sangat Bermanfaat Bagi Khazanah Ilmu Pengetahuan