Pengertian Pendidikan Menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

0 komentar Selasa, 26 Agustus 2014 di 08.41 - Edit entry?

Pengertian Pendidikan Menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

Pendidikan adalah usahasadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
1.    Usaha Sadar dan Terencana.
Pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana menunjukkan bahwa pendidikan adalah sebuah proses yang disengaja dan dipikirkan secara matang (proses kerja intelektual).  Oleh karena itu, di setiap level manapun,  kegiatan pendidikan harus  disadari dan direncanakan, baik dalam tataran  nasional (makroskopik),  regional/provinsi dan kabupaten kota (messoskopik), institusional/sekolah (mikroskopik) maupun  operasional (proses pembelajaran  oleh guru).
Berkenaan dengan pembelajaran (pendidikan dalam arti terbatas),  pada dasarnya setiap kegiatan  pembelajaran pun harus direncanakan terlebih dahulu sebagaimana diisyaratkan dalam Permendiknas RI  No. 41 Tahun 2007.  Menurut Permediknas ini bahwa  perencanaan proses pembelajaran meliputi penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuatidentitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.

2.    Suasana Belajar dan Proses Pembelajaran
Berbicara tentang  mewujudkan suasana pembelajaran, tidak dapat dilepaskan dari upaya menciptakan lingkungan belajar,  diantaranya  mencakup: (a)  lingkungan fisik, seperti: bangunan sekolah, ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang BK, taman sekolah dan lingkungan fisik lainnya; dan (b) lingkungan sosio-psikologis (iklim dan budaya belajar/akademik), seperti: komitmen, kerja sama, ekspektasi prestasi, kreativitas, toleransi, kenyamanan, kebahagiaan dan aspek-aspek sosio–emosional lainnya, yang memungkinkan peserta didik untuk melakukan aktivitas belajar.
Baik lingkungan  fisik maupun lingkungan sosio-psikologis, keduanya didesan agar peserta didik dapat secara aktif  mengembangkan segenap potensinya. Dalam konteks pembelajaran yang dilakukan guru, di sini tampak jelas bahwa keterampilan guru  dalam mengelola kelas (classroom management) menjadi amat penting. Dan di sini pula, tampak bahwa peran guru lebih diutamakan sebagai fasilitator  belajar siswa .
Mewujudkan suasana pembelajaran,  proses pembelajaran pun seyogyanya  didesain agar peserta didik dapat secara aktif  mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya, dengan mengedepankan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-centered) dalam bingkai model dan strategi  pembelajaran aktif (active learning), ditopang oleh peran guru sebagai fasilitator  belajar.

Definisi dan Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan

0 komentar di 08.37 - Edit entry?
Definisi Psikologi Pendidikan

Psikologi Pendidikan, Pengertian Psikologi Dalam Perspektif Pendidikan – Psikologi Pendidikan adalah  ilmu yang mempelajari bagaimana manusia belajar dalam pendidikan, pengaturan, efektivitas intervensi pendidikan, psikologi pengajaran, dan psikologi sosial dari sekolah sebagai organisasi. Pengertian Psikologi Pendidikan Secara etimologis, psikologi berasal dari kata “psyche” yang berartijiwa atau nafas hidup, dan “logos” atau ilmu. Dilihat dari arti kata tersebut seolah-olah psikologi merupakan ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Psikologi pendidikan berkaitan dengan bagaimana siswa belajar dan berkembang.
Pengertian Psikologi Pendidikan Menurut para Ahli:
1.      Arthur S. Reber (Syah, 1997 / hal. 12) Definisi Psikologi pendidikan adalah sebuah subdisiplin ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang berguna dalam hal-hal sebagai berikut :
a.                   Penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas
b.                  Pengembangan dan pembaharuan kurikulum
c.                   Ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan
d.                  Sosialisasi proses-proses dan interaksi proses-proses tersebut dengan pendayagunaan ranah kognitif
e.                   Penyenggaraan pendidikan keguruan

2.      Menurut Muhibbin Syah, Definisi psikologi pendidikan adalah sebuah disiplin psikologi yang terjadi dalam dunia pendidikan.

3.      Barlow (Syah, 1997 / hal. 12) Definisi Psikologi pendidikan adalah .….. a body of knowledge grounded in psychological research which provides a repertoire of resource to aid you in functioning more effectively in teaching learning process.
Psikologi pendidikan adalah sebuah pengetahuan berdasarkan riset psikologis yang menyediakan serangkaian sumber-sumber untuk membantu anda melaksanakan tugas-tugas seorang guru dalam proses belajar mengajar secara efektif.

4.      Tardif (Syah, 1997 / hal. 13) Definisi Psikologi pendidikan adalah sebuah bidang studi yang berhubungan dengan penerapan pengetahuan tentang perilaku manusia untuk usaha-usaha kependidikan.
5.      Witherington (Buchori dalam Syah, 1997 / hal. 13) Psikologi pendidikan sebagai “ A systematic study of process and factors involved in the education of human being.
Psikologi pendidikan adalah studi sistematis tentang proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia.
6.      Menurut Ensiklopedia Amerika, psikologi pendidikan adalah ilmu yang lebih berprinsip dalam proses pengajaran yang terlibat dengan penemuan-penemuan dan menerapkan prisip-prinsip dan cara untuk meningkatkan keefesien dalam pendidikan.

Lingkungan Pendidikan Islam

0 komentar di 08.34 - Edit entry?

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Manusia adalah "makhluk sosial". Hal ini sesuai dengan ayat Al-Qur'an yang menjelaskan tentang hal tersebut. Khalaqa al-insaana min 'alaq bukan hanya diartikan sebagai "menciptakan manusia dari segumpal darah" atau "sesuatu yang berdempet di dinding rahim", akan tetapi juga dapat dipahami sebagai "diciptakan dinding dalam keadaan selalu bergantung kepada pihak lain atau tidak dapat hidup sendiri". Dari hal itu dapat dipahami bahwa manusia dengan seluruh perwatakan dan pertumbuhannya adalah hasil pencapaian dua faktor, yaitu faktor warisan dan faktor lingkungan. Faktor inilah yang mempengaruhi manusia dalam berinteraksi dengannya semenjak ia menjadi embrio hingga akhir hayat.

B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang kami gunakan melalui beberapa konsep pertanyaan, yaitu :
1.      Apa pengertian Lingkungan itu sendiri yang sebenarnya.
2.      Ada berapa macamkah lingkungankah dalam pendidikan Islam?

C.    Tujuan Masalah
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk membuka kembali pemikiran yang benar dan riil tentang bagaimana konsep Islam dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang Islami untuk mencapai masyarakat madani yang berpendidikan tinggi dan luhur dengan disertai nilai-nilai Islam yang berdasarkan Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Sehingga kita selaku pribadi dan umat Islam itu sendiri memiliki daya saing dan harga diri yang tinggi serta bisa dibanggakan untuk bisa hidup berdampingan secara baik dan benar dengan berbagai elemen masyarakat yang notabene tidak hanya terdiri dari muslim saja , namun banyak pula yang non muslim.

FUNGSI DAN PERAN LEMBAGA PENDIDIKAN

0 komentar di 08.31 - Edit entry?

FUNGSI DAN PERAN LEMBAGA PENDIDIKAN

Kegiatan pendidikan selalu berlangsung di dalam suatu lingkungan. Dalam konteks pendidikan, lingkungan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berada di luar diri anak. Lingkungan dapat berupa hal-hal yang nyata, seperti tumbuhan, orang, keadaan, politik, kepercayaan dan upaya lain yang dilakukan manusia, termasuk di dalamnya adalah pendidikan.
Di dalam konteks pembangunan manusia seutuhnya, keluarga, sekolah dan masyarakat akan menjadi pusat-pusat kegiatan pendidikan yang akan menumbuhkan dan mengembangkan anak sebagai makhluk individu, sosial, susila dan religius. Dengan memperhatikan bahwa anak adalah individu yang berkembang, ia membutuhkan pertolongan dari orang yang telah dewasa, anak harus dapat berkembang secara bebas, tetapi terarah. Pendidikan harus dapat memberikan motivasi dalam mengaktifkan anak.
A. Lembaga Pendidikan Keluarga
Sebagai transmisi pertama dan utama dalam pendidikan, keluarga memiliki tugas utama dalam peletakan dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Dikatakan pertama karena keluarga adalah tempat dimana anak pertama kali mendapat pendidikan. Sedangkan dikatakan utama karena hampir semua pendidikan awal yang diterima anak adalah dalam keluarga. Karena itu, keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, yang bersifat informal dan kodrati. Lahirnya keluarga sebagai pendidikan sejak manusia itu ada. Ayah dan ibu sebagai pendidik, dan anak sebagai terdidik. Tugas keluarga adalah meletakkan dasar-dasar bagi perkembangan anak berikutnya, agar anak dapat berkembang secara baik.
1. Fungsi dan Peranan Pendidikan Keluarga
a.  Pengalaman Pertama Masa Kanak-Kanak
Pengalaman ini merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangan berikutnya, khususnya dalam perkembangan pribadinya. Kehidupan keluarga sangat penting, sebab pengalaman masa kanak-kanak akan memberi warna pada perkembangan selanjutnya.
b.  Menjamin Kehidupan Emosional Anak
3 hal yang menjadi pokok dalam pembentukan emosional anak, adalah :
1.       Pemberian perhatian yang tinggi terhadap anak, misalnya dengan menuruti kemauannya, mengontrol kelakuannya, dan memberikan rasa perhatian yang lebih.
2.      Pencurahan rasa cinta dan kasih sayang, yaitu dengan berucap lemah lembut, berbuat yang menyenangkan dan selalu berusaha menyelipkan nilai pendidikan pada semua tingkah laku kita.
3. Memberikan contoh kebiasaan hidup yang bermanfaat bagi anak, yang diharapkan akan menumbuhkan sikap kemandirian anak dalam melaksanakan aktifitasnya sehari-hari.
c.  Menanamkan Dasar Pendidikan Moral
Seperti pepatah “Buah jatuh tak jauh dari pohonnya”. Anak akan selalu berusaha menirukan dan mencontoh perbuatan orang tuanya. Karenanya, orang tua harus mampu menjadi suri tauladan yang baik. Misalnya dengan dengan mengajarkan tutur kata dan perilaku yang baik bagi anak-anaknya.
d.  Memberikan Dasar Pendidikan Sosial
Keluarga sebagai komunitas terkecil dalam kehidupan sosial merupakan satu tempat awal bagi anak dalam mengenal nilai-nilai sosial. Di dalam keluarga, akan terjadi contoh kecil pendidikan sosial bagi anak. Orang tua sebagai teladan, sudah semestinya memberikan contoh yang baik bagi anak-anak. Misalnya memberikan pertolongan bagi anggota keluarga yang lain, menjaga kebersihan dan keindahan dalam lingkungan sekitar.
e.  Peletakkan Dasar-dasar Keagamaan
Masa kanak-kanak adalah masa paling baik dalam usaha menanamkan nilai dasar keagamaan. Kehidupan keluarga yang penuh dengan suasana keagamaan akan memberikan pengaruh besar kepada anak. Kebiasaan orang tua mengucapkan salam ketika akan masuk rumah merupakan contoh langkah bijaksana dalam upaya penanaman dasar religius anak.

Pengertian Hubungan Sekolah dengan Masyarakat.

0 komentar di 08.30 - Edit entry?
Pengertian Hubungan Sekolah dengan Masyarakat.

Istilah hubungan dengan masyarakat dikemukakan kali pertama oleh presiden Amerika Serikat, Thomas Jefferson tahun 1807 dengan istilah Public Relations. Hingga saat ini pengertian hubungan dengan masyarakat itu sendiri belum mencapai suatu mufakat konvensional.
Adapun pengertian hubungan dengan masyarakat menurut Abdurrachman ialah kegiatan untuk menanamkan dan memperoleh pengertian, good will, kepercayaan, penghargaan dari publik sesuatu badan khususnya dan masyarakat pada umumnya (Suryosubroto, 2004: 155).
Sedangkan menurut Syamsi, hubungan dengan masyarakat adalah untuk mengembangkan opini publik yang positif terhadap suatu badan, publik harus diberi penerangan-penerangan yang lengkap dan obyektif mengenai kegiatan-kegiatan yang menyangkut kepentingan mereka, sehingga dengan demikian akan timbul pengertian darinya. Selain itu pendapat-pendapat dan saran–saran dari publik mengenai kebijaksanaan badan itu harus diperhatikan dan dihargai (suryosubroto, 2004: 155).
Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan jalinan interaksi yang diupayakan oleh sekolah agar dapat diterima di tengah-tengah masyarakat untuk mendapatkan aspirasi, simpati dari masyarakat. Dan mengupayakan terjadinya kerjasama yang baik antar sekolah dengan masyarakat untuk kebaikan bersama, atau secara khusus bagi sekolah penjalinan hubungan tersebut adalah untuk mensuksekan program-program sekolah yang bersangkutan sehingga sekolah tersebut bisa tetap eksis.
2.3 Pengertian Administrasi Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Pengertian administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja atau sungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinu untuk mendapatkan simpati dari masyarakat pada umumnya serta dari publik pada khususnya, sehingga kegiatan operasional sekolah atau pendidikan semakin efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Humas sebagai penghubung dari pihak sekolah dengan masyarakat harus selalu dipelihara dengan baik karena sekolah akan selalu berhubungan dengan masyarakat, tidak bisa lepas darinya sebagai partner sekolah dalam mencapai kesuksesan sekolah itu sendiri. Prestise sekolah semakin tinggi di mata masyarakat jika sekolah mampu melahirkan peserta didik yang cerdas, berkepribadian dan mampu mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya dalam memajukan masyarakat.
Sekolah harus selalu siap mengantarkan peserta didik terjun langsung ke masyarakat diantaranya dengan membekali peserta didik dengan pengetahuan, nilai-nilai dan ketrampilan-ketrampilan khusus baik melalui kegiatan intra maupun ekstra.
Jadi bila kita tarik garis merah secara general , maka pengertian hubungan sekolah dengan masyarakat adalah rangkaian kegiatan organisasi atau instansi untuk menciptakan hubungan yang harmonis dengan masyarakat atau pihak-pihak tertentu di luar organisasi tersebut, agar mendapatkan dukungan terhadap efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kerja seara sadar dan sukarela.

Konsep Pendidikan Seumur Hidup

0 komentar di 08.26 - Edit entry?

                                   Konsep Pendidikan Seumur Hidup
1. Pengertian
Asas pendidikan seumur hidup merumuskan bahwa proses pendidikan merupakan suatu proses kontinu yang bermula sejak seseorang dilahirkan hingga meninggal dunia
Pembahasan tentang konsep pendidikan seumur hidup ini akan diuraikan dalam dua bagian yaitu ditinjau dari dasar teoritis/ religios dan dasar yuriditisnya.
  1.  Dasar Teoritis/ Religious
Konsep pendidikan seumur hidup ini pada mulanya dikemukakan oleh filosof dan pendidik Amerika yang sangat terkenal yaitu John Dewey. Kemudian dipopulerkan oleh Paul Langrend melalui bukunya : An Introduction to Life Long Education. Menurut John Dewey, pendidikan itu menyatu dengan hidup. Oleh karena itu pendidikan terus berlangsung sepanjang hidup sehingga pendidikan itu tidak pernah berakhir.
Konsep pendidikan yang tidak terbatas ini juga telah lama diajarkan oleh Islam, sebagaimana dinyatakan dalam Hadits Nabi Muhammad Saw. yang berbunyi :
?????? ?????? ???? ???????? ????? ??????
“Tuntutlah ilmu sejak dari buaian sampai liang lahad”
2.   Dasar Yuridis
Konsep pendidikan seumur hidup di Indonesia mulai dimasyarakatkan melalui kebijakan negara yaitu melalui :
a.   Ketetapan MPR No. IV/MPR/1973 JO TAP. NO. IV/MPR/1978 tentang GBHN menetapkan prinsip-prinsip pembangungan nasional, antara lain :
~  pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia (Arah Pembangunan Jangka Panjang)
~  Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam keluarga (rumah tangga), sekolah dan masyarakat. Karena itu, pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah (Bab IV GBHN Bagian Pendidikan).

Komponen-komponen Rencana Perencanaan Pembelajaran (RPP)

0 komentar di 08.22 - Edit entry?

Komponen-komponen  Rencana Perencanaan Pembelajaran  (RPP)
1.Tujuan (Learning Objectives)  yaitu sesuatu yang akan dicapai oleh siswa melalui proses pendidikan.
a.  Macam – Macam Tujuan
1) Standar Kompetensi (Tujuan Kurikuler), yaitu kompetensi atau kemampuan terstandar yang harus dikuasai  siswa untuk mata pelajaran .
2) Kompetensi Dasar (Tujuan Instruksional Umum), yaitu Pernyataan minimal   atau memadai tentang pengetahuan, sikap dan keterampilan yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak setelah siswa menyelesaikan satu aspek dari standar kompetensi.  Merupakan rincian dari standar kompetensi.   Dari sinilah, materi pokok, metode atau strategi pembelajaran dan indikator ditentukan.
3)  Indikator Kompetensi.
a). Pengertian Indikator merupakan kompetensi dasar secara spesifik yang dapat dijadikan ukuran untuk mengetahui ketercapaian hasil pembelajaran.  Dirumuskan dengan kata kerja operasional yang bisa diukur dan dibuat instrumen penilaiannya. Dengan istilah lain dikatakan bahwa:
(1) Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
(2) Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan pendidikan, dan potensi daerah
(3) Digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian
b).  Merumuskan Indikator
(1) Setiap kompetensi dasar dikembangkan menjadi indikator
(2) Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata kerja yang digunakan dalam SK-KD. 
(3) Indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal KD dan dapat dikembangkan melebihi kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan kebutuhan peserta didik.
(4) Indikator  yang dikembangan harus menggambarkan hieraki kompetensi. 



c).   Pengembangan indikator
(1) Indikator menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur dan/atau diobservasi
(2) Tingkat kata kerja dalam indikator lebih rendah atau setara dengan kata kerja dalam KD maupun SK
(3) Kata kerja operasional (KKO)  Indikator dimulai dari tingkatan berpikir mudah ke sukar, sederhana ke kompleks, dekat ke jauh, dan dari konkrit ke abstrak (bukan sebaliknya).
(4) Prinsip pengembangan indikator adalah sesuai dengan kepentingan (Urgensi), kesinambungan (Kontinuitas), kesesuaian (Relevansi) dan Keterpakaian
(5) Keseluruhan indikator dalam satu KD merupakan tanda-tanda, perilaku, dan lain-lain untuk pencapaian kompetensi yang merupakan kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak secara konsisten.
4) Tujuan Pembelajaran (Tujuan Instruksional Khusus), 
 a). Tujuan Pembelajaran adalah tujuan operasional yang ingin dicapai oleh setiap sub pokok bahasan dari materi ajar. Tujuan ini dicapai setiap kali proses pembelajaran telah dilangsungkan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam tujuan pembelajaran   adalah : 
(1) Dirumuskan oleh guru dan dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(2) Mencerminkan perilaku spesifik yang segera dapat dipertunjukkan pada akhir proses belajar
(3) Bersifat individual atas dasar pertimbangan guru
(4) Rumusan perilaku dapat diukur (measurable) dan hasilnya dapat dipertunjukkan atau dapat diamati (observable)
b.  Kriteria dalam Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Perkembangan Islam di Andalusia

1 komentar di 08.15 - Edit entry?

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan pendidikan semakin hari semakin maju hal itu tidak terlepas dari sejarah pendidikan di masa lalu. Jadi  peranan kita sangat penting untuk mempelajari sejarah pendidikan  apalagi kita sebagai generasi penerus jangan sampai melupakan sejarah.  Kita sebagai orang Islam dan menuntut ilmu di Universitas Islam tentunya harus paham akan sejarah pendidikan  di masa lalu. Hal ini perlu agar kita mampu menganalisa dan mengambil ibrah dari setiap peristiwa yang pernah terjadi.
Dalam makalah kali ini akan dibahas mengenai Dinamika Pendidikan Islam Pada Masa Dinasti Umayyah di Andalusia. Dan untuk lebih detailnya tentang perkembangan pendidikan di Andalusia ini akan diuraikan dalam bab Pembahasan.
Dengan segala keterbatasan penulis, maka dalam makalah ini tidak akan
dijabarkan satu persatu secara rinci, tapi akan dibahas inti dari dinamika pendidikan islam pada masa dinasti umayyah di Andalusia pada waktu itu.

B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah sebagaimana tertuang dalam kata pengantar, meliputi:
1. Bagaimana perkembangan islam di Andalusia ?
2. Bagaimana perkembangan pendidikan islam pada masa dinasti umayyah di Andalusia ?
3. Bagaimanakah kemajuan ilmu pengetahuan di Andalusia ?
4. Apasajakah Faktor-Faktor pendukung pendidikan/peradaban di Andalusia?

Perkembangan Kepribadian dan Moral Pada Masa Awal Kanak-Kanak ( 0-5 tahun)

0 komentar di 08.12 - Edit entry?



TINGKAH LAKU LEKAT SESUDAH UMUR 1 TH
Tingkah laku lekat pada 2 th pertama yang tertuju pd 1 orang, segera akan tertuju juga pd orla disekitar. Hal ini ditinjau dr 2 segi.
*     Tingkah laku lekat terjadi karena proses belajar.
*     Tingkah laku lekat merupakan ciri khas manusia.
Manusia mempunyai ciri khas untuk bercakap – cakap dengan lingkungan sekitar. Tingkah laku lekat merupakan kecenderungan dasar pada anak yang sudah ada sebelum proses belajar dapat terjadi.Perkembangan ini dimulai dari usia pra sekolah sampai akhir masa sekolah yang ditandai oleh meluasnya lingkungan sosial.
Anak – anak mulai melepaskan diri dari keluarga, ia akan mendekatkan diri pada orang lain disamping anggota keluarga. Meluasnya lingkungan sosial dengan anak menyebabkan anak menjumpai pengaruh yang ada diluar pengawasan orang tua. Ia bergaul dangan teman – teman, ia mempunyai guru –guru yang menpunyai pengaruh yang sangat besar dalam proses kehidupannya. Disamping itu, perkembangan motif prestasi & identitas kelamin sangat penting, tapi juga perkembangan pengertian norma atau moralitas. Justru dalam periode ini mendapatkan kemajuan yang esencial.
Dengan berakhirnya awal masa kanak – kanak, kebiasaan untuk patuh harus dibentuk agar anak – anak mempunyai disiplin yang konsisten.

Disiplin pada awal masa kanak – kanak
*DISIPLIN OTORITER
Bentuk disiplin tradisional dan yang berdasarkan pada ungkapan kuno yang mengatakan bahwa “menghemat cambukan berarti memanjakan anak”.
*DISIPLIN YANG LEMAH
Berkembang sebagai proses terhadap disiplin otoriter yang dialami oleh banyak orang dewasa dalam masa kanak2nya. Melalui akibat dari perbuatannya sendir, anak – anak belajar bagaimana berperilaku secara sosial.
*DISIPLIN DEMOKRATIS
Prinsip demokratis menekankan hak anak untuk mengetahui mengapa peraturan2 dibuat dan memperoleh kesempatan mengemukakan pendapatnya sendiri bila menurutnya peraturan itu tidak adil.

PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN ISLAM

0 komentar di 08.08 - Edit entry?

PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN ISLAM
A.  PENDIDIKAN
1.    Pengertian 
Pendidikan merupakan kata yang sudah umum. Oleh karena itu, boleh dikatakan semua orang mengenal apa yang disebut pendidikan, mulai dari orang awam sampai orang yang berpendidikan tinggi. Begitu juga orang yang tinggal di desa dan di kota, semuanya mengenal kata pendidikan walaupun dalam pengertian yang berbeda, mulai dari pengertian yang sempit sampai pengertian yang sangat luas. Orang awam umpamanya, mempersepsikan bahwa pendidikan itu identik dengan sekolah, memberikan pelajaran, melatih anak, dan sebagainya. Di samping itu, ada yang berpendapat bahwa pendidikan itu mencakup aspek yang sangat luas, termasuk semua pengalaman yang diperoleh anak dalam pembentukan dan pematangan pribadinya, baik yang dilakukan oleh orang lain maupun oleh dirinya sendiri. 
Pendidikan sebagai suatu bahasan ilmiah sangat sulit untuk didefinisikan. Muhammad al-Naquib al-Attas mengatakan bahwa konferensi internasional pertama tentang pendidikan muslim (1977) ternyata belum berhasil menyusun suatu definisi pendidikan yang dapat disepakati oleh para ahli pendidikan secara bulat. Sebelum membicarakan pengertian yang diberikan para ahli tersebut, ada baiknya ditinjau terlebih dahulu pengertiannya secara bahasa. 
Dalam bahasa Indonesia kata pendidikan merupakan kata jadian yang berasal kata didik yang diberi awalan pe dan akhiran an yang berarti proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia. 
Dalam Ensiklopedi Indonesia dinyatakan bahwa pendidikan adalah proses membimbing manusia dari kebodohan menuju ke kecerahan pengetahuan. Lebih lanjut dikatakan bahwa proses tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu dresure atau paksaan, latihan untuk membentuk kebiasaan, dan pendidikan untuk membentuk kata hati.
Dari pengertian lugawi di atas dapat kita simpulkan bahwa pendidikan merupakan proses mengubah keadaan anak didik dengan berbagai cara untuk mempersiapkan masa depan yang baik baginya. Dalam bahasa Arab paling tidak ada tiga kata yang dipakai untuk menunjuk kepada konotasi pendidikan yaitu http://l.yimg.com/a/i/space.gifyang merupakan akar kata dari kata kata dasar dari, dan  yang merupakan akar kata dari http://l.yimg.com/a/i/space.gif Kata berarti memberikan pelajaran, pegetahuan, dan sebagainya. Dalam Islam, kata ini tidak asing lagi karena sudah sering digunakan sejak masa Nabi Muhammad saw. sampai sekarang. Di dalam Al-Qur'an kata http://l.yimg.com/a/i/space.gifdalam berbagai bentuk perubahannya ditemukan sekitar 36 buah yang tersebar dalam beberapa surat, seperti yang termaktub dalam Surat Al-'Alaq ayat 3:   (Dia telah mengajar manusia apa yang belum diketahuinya), Surat Al-Baqarah ayat 31:  (Dan Allah telah mengajar Adam nama-nama benda semuanya), Surat An-Naml ayat 16:  (Sulaiman berkata: Hai manusia! telah diajarkan kepada kami pengertian bunyi burung).