RESENSI BUKU
Oleh : M. Zuhri Ni’am
Oleh : M. Zuhri Ni’am
1. IDENTITAS BUKU
Judul Buku : Awal dan Akhir Ramadhan Mengapa Harus Berbeda ?
Pengarang : Teuku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy
Penerbit : PT. Pustaka Rizki Putra
Tempat : Semarang
Tahun Terbit : 2001
Cetakan : Pertama, Tahun 2001
Tebal Buku : 51 Halaman
2. ISI BUKU
Pada tahun ke-2 hijriyah, Rasulullah mengubah apa yang telah dibiasakan orang arab dalam menentukan bilangan hari bulan, yaitu menetapkan bahwa bulan-bulan yang berbilang ganjil (1,2,3) berbilang 30 hari , sedang bulan-bulan yang genap (2,4,6) berbilang 29 hari. Inilah yang berlaku dalam kalangan bangsa Arab, khususnya di Madinah. (halaman 7)
Tidaklah ada riwayat yang menerangkan bahwa dimasa rasul telah terjadi perbedaan pendapat diantara umat islam dalam memulai puasa dan hari raya. Juga demikian dimasa Khulafaur Rasyidin, walaupun daerah-daerah islam telah begitu luas. Barulah dimasa muawiyah menjadi khalifah di Damaskus dan Ibnu Abbas menjadi Gubernur di Madinah, timbul perbedaan pendapat dalam menghadapi hari raya. Hal ini adalah karena akibat perbedaan pandangan politik, akibat kurang baiknya hubungan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah di ketika itu. Sebagai yang lazim terjadi pada masa belakangan ini. (halaman 17)
Judul Buku : Awal dan Akhir Ramadhan Mengapa Harus Berbeda ?
Pengarang : Teuku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy
Penerbit : PT. Pustaka Rizki Putra
Tempat : Semarang
Tahun Terbit : 2001
Cetakan : Pertama, Tahun 2001
Tebal Buku : 51 Halaman
2. ISI BUKU
Pada tahun ke-2 hijriyah, Rasulullah mengubah apa yang telah dibiasakan orang arab dalam menentukan bilangan hari bulan, yaitu menetapkan bahwa bulan-bulan yang berbilang ganjil (1,2,3) berbilang 30 hari , sedang bulan-bulan yang genap (2,4,6) berbilang 29 hari. Inilah yang berlaku dalam kalangan bangsa Arab, khususnya di Madinah. (halaman 7)
Tidaklah ada riwayat yang menerangkan bahwa dimasa rasul telah terjadi perbedaan pendapat diantara umat islam dalam memulai puasa dan hari raya. Juga demikian dimasa Khulafaur Rasyidin, walaupun daerah-daerah islam telah begitu luas. Barulah dimasa muawiyah menjadi khalifah di Damaskus dan Ibnu Abbas menjadi Gubernur di Madinah, timbul perbedaan pendapat dalam menghadapi hari raya. Hal ini adalah karena akibat perbedaan pandangan politik, akibat kurang baiknya hubungan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah di ketika itu. Sebagai yang lazim terjadi pada masa belakangan ini. (halaman 17)
Pedoman yang harus dipegangi dalam menghadapi puasa dan menetapkan permulaan Ramadhan , ialah hadits shumu li ru’yatihi wa af-thiru li ru’yatihi fa in shummun alaikum fa akmilu ‘iddata sya’bana tsala-tsina (berpuasalah sesudah melihat bulan dan berbukalah (berhari rayalah) sesudah melihatnya, jika mendung, tak dapat kamu melihatnya, maka sempurnakanlah bilangan Sya’ban 30 hari). (halaman 19)
Bahwasahnya ru’yah hilal di suatu daerah, berlaku untuk seluruh daerah islam, walaupun berlainan mathla’nya. Pendapat inilah yang harus kita pegangi untuk memelihara persatuan dan kesatuan umat islam seluruhnya. Kalau kita belum lagi mau menjadikan ru’yah mekah sebagai satu-satunya pegangan, maka hendaklah ru’yah ibukota dan hisabnya yang harus kita anut. (halaman 37)
Dimaksudkan dengan ru’yah ibukota (Jakarta) adalah ru’yah yang dibenarkan pemerintah pusat dan disiarkan keseluruh daerah Negara Indonesia. Karenanya janganlah penduduk sumatera menunggu ru’yahnya sendiri tidak berpegang kepada ru’yah yang dibenarkan pemerintah; bukanlah maknanya harus orang Jakarta sendiri yang berru’yah. Ru’yah Jogjakarta diterima juga asal saja disampaikan kepada pemerintah kemudian pemerintah membenarkan dan mengumumkan. Inilah yang dimaksud Ru’yah Ibukota. (halaman 45)
Ada tiga cara yang telah lazim dalam menentukan awal dan akhir Ramadhan yaitu dengan ru’yatul hilal (melihat bulan), ikmal (hisab). Cara pertama dan kedua inilah yang digariskan dan dijalankan oleh Rasulullah. Bukanlah suatu kemutlakan, apakah kita menggunakan cara ru’yah, ikmal atau hisab.
Melalui buku ini penulis menawarkan sebaiknya kita menempuh satu jalan saja yaitu ru’yah secara global. Ketika suatu Negara telah melihat bulan, wajiblah penduduk Negara lain mengikutinya. Perbedaan mathla’ (letak geografis) tidak menjadi sebab perbedaan dalam penentuan awal dan akhir Ramadhan. Dengan mengacu pada ru’yah mekkah diharapkan tidak akan terjadi lagi problematika dalam penentuan awal dan akhir Ramadhan. Suatu hal yang ganjil apabila penetapan hari wukuf (haji) dan idul adha kita mengikuti ketetapan pemerintah Arab Saudi, namun ketika menetapkan awal dan akhir Ramadhan kita berbeda.
Buku ini berisi tentang himbauan kepada umat islam untuk bersatu dalam menentukan hari-hari pelaksanaan ibadah (puasa, haji, nahar, dll) dalam rangka mewujudkan syi’ar dan persatuan islam.
3. KEUNGGULAN BUKU
a. Isi buku
Dari segi isi, buku ini memaparkan penjelasan yang tidak bertele-tele, isi yang jelas dan cukup ringkas. Meskipun ringkas, buku ini isinya lengkap seperti perbedaan mathla’ tidak mengharuskan berlainan hari memulai puasa dan lain sebagainya.
b. Bahasa
Dalam hal bahasa, Tidak ditemukan Bahasa Asing yang digunakan dalam buku ini, walaupun ada, hanya menggunakan bahasa-bahasa yang sering kita lihat dan kita dengar, bukan lah bahasa-bahasa yang susah kita mengerti
.4. NILAI BUKU
Buku yang berjudul Awal dan Akhir Ramadhan Mengapa harus Berbeda ? ini memaparkan tentang perbedaan mathla’, dan seputar rukyah serta uraian yan terdapat dalam buku ini tidak menguatkan salah satu cara dari yang sudah ghalib (berlaku) dalam masyarakat islam di Indonesia, tetapi buku ini mengemukakan harapan bahwa sudah masanya kita menempuh satu cara saja dan mengambil kata sepakat demi kepentingan agama dan masyarakat islam di Indonesia.. Dari sini dapat disimpulkan bahwa nilai intrinsik dari buku ini adalah memberikan solusi tentang perbedaan awal dan akhir permulaan bulan Ramadhan. Sedangkan nilai ekstrinsik dari buku ini adalah memberikan pemahaman mengenai mengapa terjadinya perbedaan awal dan akhir Ramadhan, dan pemehaman tentang metode menentuka awal dan akhir Bulan ramadhan.
5. KELEMAHAN BUKU
Di dalam buku ini, penilis tidak mencantumkan ayat Al-Quran sebagai pegangan, di sini hanya dijelaskan saja isi dari surah tertentu, sehingga terkesan tidak menarik. Buku ini juga tidak memnjelaskan pihak-pihak mana yang sering menyalahi ketetapan pemerintah, sehingga pembaca tidak mendapatkan pengetahuan tentang hal itu. Kelemahan lain dalam buku Awal dan Akhir Ramadhan Mengapa harus Berbeda ini tidak mencantumkan Daftar Pustaka dibelakang buku, sehingga pembaca tidak mengetahui referensi dan sumber-sumber yang dipakai penulis dalam mendukung penulisan buku tersebut.
Di dalam buku ini, penilis tidak mencantumkan ayat Al-Quran sebagai pegangan, di sini hanya dijelaskan saja isi dari surah tertentu, sehingga terkesan tidak menarik. Buku ini juga tidak memnjelaskan pihak-pihak mana yang sering menyalahi ketetapan pemerintah, sehingga pembaca tidak mendapatkan pengetahuan tentang hal itu. Kelemahan lain dalam buku Awal dan Akhir Ramadhan Mengapa harus Berbeda ini tidak mencantumkan Daftar Pustaka dibelakang buku, sehingga pembaca tidak mengetahui referensi dan sumber-sumber yang dipakai penulis dalam mendukung penulisan buku tersebut.
6. KESIMPULAN
Buku yang diterbitkan pada tahun 2001 ini memiliki banyak kelebihan dibandingkan kekurangannya, dari segi penulisan sudah sangat bagus, hanya saying nya penulis tidak mencantumkan Daftar Pustaka. Pembahasan lebih banyak menitikberatkan pada hal ru’yat dan dan metode lain dalam menentukan Awal dan Akhir Bulan Ramadhan. Buku tersebut juga memberikan solusi jalan yang harus kita tempuh untuk mewujudkan kesatuan umat dalam melaksanakan Ibaadah.
Buku yang diterbitkan pada tahun 2001 ini memiliki banyak kelebihan dibandingkan kekurangannya, dari segi penulisan sudah sangat bagus, hanya saying nya penulis tidak mencantumkan Daftar Pustaka. Pembahasan lebih banyak menitikberatkan pada hal ru’yat dan dan metode lain dalam menentukan Awal dan Akhir Bulan Ramadhan. Buku tersebut juga memberikan solusi jalan yang harus kita tempuh untuk mewujudkan kesatuan umat dalam melaksanakan Ibaadah.
0 komentar:
Your comment / Resensi Buku : Awal dan Akhir Ramadhan Mengapa Harus Berbeda ?
Komentar Anda Sangat Bermanfaat Bagi Khazanah Ilmu Pengetahuan