Negeri Rawan Konflik
Provinsi
Kalbar merupakan bagian provinsi yang berada di pulau kalimantan atau yang
dikenal dengan pulau borneo dan masyarakatnya saat ini beraneka ragam etnis
serta agama. Keanekaragaman etnis dan golongan masyarakatnya ternyata
menimbulkan masalah karena pertentangan prinsip dalam masyarakat. Kondisi ini
bisa saja menimbulkan gejolak atau bentrok masyarakatnya, seperti yang terjadi
kasus kerusuhan beberapa tahun lalu yang menimbulkan keprihatinan semua pihak.
Konflik tidak hanya menimbulkan keresahan dalam masyarakat, tetapi juga dapat
mengganggu stabilitas ekonomi di masyarakat.
Kita
sebagai penduduk Indonesia tentu miris melihat problematika bangsa yang semakin
akut. Belum selesai satu masalah, timbul masalah lain yang justru lebih
membahayakan. Bahkan menjadi tumpukan masalah yang berserakan dan tak kunjung
terselesaikan. Itulah yang harus segera kita cari solusinya secara
bersama-sama. Jika masalah ini dibiarkan secara terus-menerus, maka bukan tidak
mungkin konflik-konflik yang berkembang di masyarakat akan memecah belah
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Akhir-akhir
ini memang banyak sekali kasus konflik yang mengancam integritas bangsa
Indonesia, baik yang bernuasa politik, sosial, ekonomi, atau bahkan agama.
Saat ini, potensi konflik akan semakin panas dan meluas serta rentan terjadi
apalagi akan berlangsungnya pemilihan umum tahun 2014 pada 9 April mendatang.
Jika ini tidak dikoordinasikan dan diperhatikan dengan benar-benar dan serius,
maka potensi konflik di negeri ini khususnya Kalimantan Barat tak akan dapat
terelakkan lagi. Tidak hanya terjadinya konflik semata, namun lebih parahnya
lagi konflik tersebut berpotensi menimbulkan dan memakan korban jiwa akibat
konflik yang tidak tertangai dengan baik oleh pemerintah.
Salah
satu konflik yang paling rawan terjadi di Kalimantan Barat adalah konflik
etnis. Konflik etnis sudah sejak lama terjadi di bumi yang dilintasi oleh garis
khatulistiwa ini. Konflik etnis di Kalimantan Barat sudah pasti membawa atau
menimbulkan dampak luar biasa pada masyarakatnya. Dampak tersebut telah banyak
membawa perubahan dalam masyarakat Kalimantan Barat. Masyarakat yang dahulu
hidup secara harmonis, tentram, damai, sejahtera dan hidup secara berdampingan,
kini sudah mulai bergeser. Hal itu tidak lain disebabkan oleh tergerusnya
nilai-niai persatuan dan kesatuan. Bhineka Tunggal Ika kini hanya sebatas
simbol semata, tidak ada pengaplikasian nilai-nilai yang terkandung didalamnya.
Sifat saling curiga antar etnis kini telah berhasil menggeser nilai-nilai
toleransi dan keharmonisan. Berbagai kegiatan seperti pertandingan sepak bola
juga sangat berpotensi terjadinya konflik, jika hal itu tidak di antisipasi dan
dimanajemen dengan baik oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
Pihak
yang sangat berperan dalam penanganan kasus-kasus konflik di Indonesia
khususnya di Kalimantan Barat adalah pihak pemerintah. Namun sayangnya,
pemerintah kurang serius dalam menata dan menjaga perdamaian di negeri ini.
Slogan perdamaian saja tidak cukup dalam mengantisipasi timbulnya konflik di
masyarakat, tetapi yang terpenting adalah sebuah kebijakan yang dapat merangkul
semua golongan masyarakat. Penyelesaian konflik tidak cukup hanya sebatas
goresan tinta hitam diatas kertas putih saja, tetapi bagaimana menata dan
menjaga agar konflik yang serupa tidak mudah terjadi lagi. Penanganan tersebut
semestinya dapat dilakukan secara berkesinambungan dan terprogram agar
penanganan tersebut tidak terhenti di perundingan atau kesepakatan damai saja,
tetapi lebih pada pembinaan secara berkesinambungan.
Selain
itu, peran lembaga kepolisian juga sangat penting dalam mengantisipasi
timbulnya konflik. Pemerintah seharusnya bekerjasama dengan pihak kepolisian
untuk rutin dalam memantau situasi di daerah yang berpotensi dan rawan konflik.
Penempatan petugas kepolisian di daerah rawan konflik akan meminimalisir
potensi konflik bahkan dapat mencegah timbulnya konflik. Peran kepolisian juga
sangat penting ketika konflik itu tejadi yakni pihak kepolisian bersama pemerintah
dapat mengupayakan pihak yang berkonflik untuk duduk bersama dan bermusyawarah.
Namun sayangnya, kini petugas kepolisian hanya difokuskan di perkotaan saja,
sedangkan di pedesaan tidak tersentuh secara serius. Bukan mustahil di daerah
pedesaan juga berpotensi timbulnya konflik dalam masyarakat. Oleh karena itu,
tempatkanlah aparat penegak hukum di pedesaan dalam jumlah yang memadai dan
disesuaikan dengan kondisi setempat.
Akhirnya,
tidak cukup hanya peran pemerintah dan aparat penegak hukum saja yang berperan
dalam mengantisipasi timbulnya konflik, tetapi sebenarnya peran masyarakat
lebih penting dan berpengaruh dalam meminimalisir timbulnya konflik. Dalam
kesempatan ini, penulis mengajak pemerintah, aparat kepolisian dan masyarakat
secara bersama-sama untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Jika
terjadi suatu ketegangan atau gesekan dalam masyarakat, mari kita selesaikan
dengan segera secara bersama-sama yaitu dengan jalur musyawarah untuk mufakat.
Jangan sampai gesekan atau ketegangan itu dibiarkan tumbuh dan berkembang di
lingkungan masyarakat, apalagi jika sampai menimbulkan korban jiwa. Mari secara
bersama-sama menjaga kerukunan dan tumbuhkan sikap saling toleransi serta
saling menghargai antar lapisan masyarakat khususnya menjelang Pemilu 2014 agar
tercipta masyarakat yang bersatu, adil dan makmur.
Penulis,
M.
Zuhri Ni’am
Anggota
Primaraya dan Warga Asrama KKR
0 komentar:
Your comment / Negeri Rawan Konflik
Komentar Anda Sangat Bermanfaat Bagi Khazanah Ilmu Pengetahuan