Degradasi
Moral, Pendidikan Karakter Solusinya
Oleh M. Zuhri Ni'am
Perubahan
sosial yang begitu cepat yang diakbiatkan oleh kemajuan teknologi dalam era
globalisasi sangat memengaruhi kehidupan masyarakat. hal itu dapat kita lihat
dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya saja nilai-nilai religious dan sosial
yang sangat dijunjung dalam masyarakat lambat laun telah pudar bersamaan dengan
perkembangan teknologi pada saat ini. Etika dan moral kini sudah sangat
dikesampingkan dan tidak lagi menjadi modal utama untuk mencapai tujuan.
Masyarakat Indonesia yang dulu dikenal sangat kental dengan gotong royongnya
namun kini telah berubah menjadi sebuah masyarakat yang sangat individualis.
Jika nilai-nilai agama, akhlak, etika, dan moral sudah tidak menjadi sebuah
patokan atau pegangan, maka masyarakat akan sulit untuk melakukan filterisasi
terhadap sesuatu yang baru sehingga masyarakat tidak dapat menentukan mana yang
baik dan buruk.
Masyarakat
tidak akan mungkin dapat menghindar dengan yang namanya teknologi. Teknologi
seakan-akan telah menjadi teman baik kita dalam kehidupan sehari-hari. Dimana
pun kita berada, disitu pula terdapat teknologi. Cukup miris sekali ketika kita
melihat dan memperoleh informasi dari media massa tentang fenomena yang dialami
oleh remaja kita saat ini. Perubahan sosial tersebut telah melahirkan generasi
yang sangat akrab dengan penyimpangan-penyimpangan perilaku. Tawuran pelajar,
penyalahgunaan narkoba, penyimpangan seksual, dan pelanggaran-pelanggaran
lainnya telah menjadi hal yang biasa pada kalangan remaja saat ini. Hampir
setiap hari media massa selalu menayangkan perilaku-perilaku negative yang
menimpa remaja kita. Remaja seakan-akan menjadi peluang emas untuk menaburkan
benih-benih perubahan sosial yang mengarah ke hal-hal yang negative.
Namun
tidak semua remaja mengalami perubahan sosial tersebut. Ternyata masih banyak
juga kita jumpai remaja yang mengalami perubahan sosial kearah yang positif.
Hal tersebut terbukti dengan banyaknya prestasi membanggakan di kancah nasional
dan internasional yang diraih oleh remaja Indonesia. Ketika nilai-nilai moral
telah lebur di masyarakat, namun masih ada pribadi yang selalu mengedepankan
nilai-nilai religious, akhlak, etika dan moral sehingga perubahan sosial yang
terjadi pada dirinya di respon secara positif dan melahirkan pribadi
berkarakter. Remaja ini selalu memfilterisasi nilai-nilai yang masuk pada
dirinya sehingga pribadi tersebut tidak mudah tergoda oleh kesenangan sesaat,
berfikir positif dan selalu mensyukuri setiap apa yang diperolehnya. Namun
sayangnya tidak semua remaja memiliki sifat tersebut. Sifat-sifat tersebut
tidak akan terbentuk dengan sendirinya, namun harus ada factor-faktor eksternal
untuk menanamkan nilai-nilai tersebut.
Pembentukan
remaja yang berkualitas tentunya dapat di bangun dengan pendidikan karakter.
Pendidikan karakter akan mengubah cara pandang seseorang sehingga masyarakat
akan sulit untuk menerima hal-hal lain yang menyimpang. Penanaman pendidikan
karakter sejak dini akan melindungi seseorang dari perilaku-perilaku yang tidak
sesuai dengan norma-norma agama dan sosial. Sebaliknya, jika penanaman
pendidikan karakter tidak dimulai sejak dini, maka akan sulit untuk mengubah
perilaku dan melindungi pribadi tersebut dari hal-hal yang menyimpang. Pribadi
tersebut akan mudah terpengaruh dan tidak dapat melakukan filterisasi terhadap
hal-hal yang akan masuk ke dalam dirinya. Alhasil, banyak benih-benih koruptor
yang tumbuh subur di negeri ini. Watak-watak seperti itu hanya mementingkan
kepentingan pribadi serta terkesan mengesampingkan kepentingan bersama.
Untuk
menerapkan pendidikan karakter tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja, namun
semua pihak harus berkontribusi terhadap penanaman pendidikan karakter. Ketika
lingkungan sekolah selalu menanamkan pendidikan karakter, maka dalam lingkungan
masyarakat juga harus mendukung penanaman tersebut yaitu dengan berusaha selalu
menampakan hal-hal positif pada seorang anak. Para pemegang kebijakan juga
harus berperan penting dalam hal ini. Misalnya dengan memperketat izin tayangan
televisi, pengawasan terhadap media massa, serta memfasilitasi semua hal yang
menyangkut penanaman pendidikan karakter. Oleh karena itu, untuk membentuk
pribadi yang unggul dan berkarakter harus ada koordinasi yang erat antara
keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah.
Perlu
diingat bahwa untuk mengubah atau membentuk pribadi yang unggul dan berkarakter
tidak dapat dicapai secara instan, tetapi memerlukan proses yang panjang.
Penanaman nilai-nilai tersebut harus dilakukan secara berkesinambungan. Jika
penanaman pendidikan karakter tersebut telah berhasil, maka kelak merekalah
yang akan menjadi Pemimpin dan membangun negeri ini menjadi negeri yang
ditumbuhi oleh benih-benih generasi penerus yang berkualitas dan berkarakter.